Selama ini banyak orang yang percaya bahwa di umur tertentu, tubuh tak lagi bertambah tinggi alais sudah mentok. Perempuan dianggap mentok di usia 18 tahun, sementara laki-laki di usia 21 tahun. Benarkah demikian?
Kurniawan Satria Denta, dokter spesialis anak di Mayapada Hospital Kuningan, membenarkan bahwa pertumbuhan tinggi badan memang berhenti di usia tertentu. Tubuh tak akan bertambah tinggi di usia remaja akhir.
“Di usia 15-18 tahun, baik laki-laki maupun perempuan sudah setop tumbuh tingginya,” kata Denta kepada CNNIndonesia.com.
Untuk laki-laki, tubuh masih bisa bertambah tinggi hingga usia 18 tahun. Namun, pada perempuan, pertumbuhan tinggi badan setop lebih awal, yaitu di usia 14-15 tahun sebab berhubungan dengan periode menstruasi.
Hormon turut memengaruhi tinggi badan. Inge Permadhi, dokter spesialis gizi klinik di MRCCC Siloam Hospital, mengatakan bahwa setelah anak perempuan menstruasi, titik tumbuh akan melambat lalu berhenti. Semakin cepat perempuan mulai memasuki masa menstruasi, semakin cepat pula pertumbuhan tinggi badan berhenti. Ada beberapa faktor yang turut memengaruhi tinggi badan seseorang. Mulai dari genetik, nutrisi, hormonal, hingga lingkungan.
Genetik
Tinggi badan seseorang dipengaruhi genetik dari kedua orang tua. Jika ayah atau ibu memiliki tubuh cukup tinggi, besar kemungkinan anak juga tumbuh tinggi.
Kalau kedua orang tua pendek, apakah bisa memiliki anak dengan tubuh tinggi? Inge mengatakan, hal ini bisa saja terjadi, asal anak diberi nutrisi yang cukup, tidur cukup, juga olahraga yang baik.
Nutrisi
Nutrisi juga berperan penting dalam pertumbuhan tinggi badan. Saat anak tercukupi kebutuhan nutrisinya, termasuk protein dan kalsium, maka tinggi badan bisa optimal.
Hormonal
Pertumbuhan tinggi badan juga dipengaruhi hormon. Contohnya, ada orang tua yang bertubuh tinggi tapi memiliki anak yang bertubuh kecil.
Sementara perempuan, perubahan hormonal yang memengaruhi tinggi badan dipengaruhi juga oleh faktor menstruasi.