in

Perbedaan Sayur dan Buah Organik dengan Non-Organik

Ilustrasi. Pexel.

Masyarakat kian marak menerapkan gaya hidup sehat dan memicu pertumbuhan pasar organik di Indonesia. Pertumbuhan pasar organik dalam negeri bahkan diperkirakan meningkat sekitar 15-20 persen tahun-ke-tahun.

“Kesadaran akan gaya hidup sehat ini perlu terus didukung agar tidak hanya menjadi tren sementara. Untuk itu, sebagai pihak yang bergerak di bidang health-centric business, kami merasa literasi tentang manfaat bahan makanan alami terhadap gaya hidup sehat perlu terus disampaikan,” kata Wilyana Saujana, Chief Marketing Officer Growell Whole Foods dalam grand opening cabang terbaru Growell di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan belum lama ini.

Buah dan sayuran organik termasuk produk yang sangat diminati karena dinilai sangat menunjang gaya hidup ataupun pola makan sehat. Biasanya, orang semakin sadar akan pola hidup sehat lebih memilih untuk menyantap sayuran organik dibandingkan sayuran non-organik.

Menurut Wilyana Saujana, setidaknya ada perbedaan utama antara buah dan sayuran organik dengan non-organik.

Pakai Tanah Organik

Wilyana mengatakan buah dan sayur organik mungkin sedikit lebih mahal dari yang non-organik. Penetapan harga tersebut salah satunya dipengaruhi oleh proses penanamannya.

Sayuran dan buah organik harus bermedia tanam tanah organik. Tanah organik itu adalah tanah yang selama lima tahun tidak disemprot pestisida atau bahan kimia lainnya.

Lebih Sedikit Layak Jual

Biasanya saat buah dan sayuran organik dipanen, Wilyana mengatakan probabilitas buah dan sayur organik yang layak jual hanya 30 persen. Belum lagi pemilahan yang juga memakan waktu sehingga meningkatkan harga jual. Meski tidak mudah dan murah untuk memperolehnya, Wilyana meyakinkan bahwa buah dan sayuran organik itu lebih menyehatkan bagi tubuh.