Ada yang menyebut bahwa hubungan pertemanan rata-rata cuma sanggup hingga 150 orang. Hal itu diungkap pada 2012 lewat munculnya aplikasi media sosial yang membatasi pertemanan (following-follower) 150 orang, yaitu Path.
Meskipun platform ini sudah tutup usia, beberapa pengguna media sosial masih mengingat alasan pembatasan tersebut.
Intelektual teknologi Clive Thompson mengatakan batasan angka pertemanan itu diperkenalkan oleh antropolog sekaligus psikolog Oxford University Robert Dunbar. Bahwa, 150 adalah batas hubungan sosial yang bermakna yang dapat dimiliki oleh seorang manusia.
“Pertemanan dengan 50 orang itu mengganggu tetapi tidak berguna secara struktural,” kata Thompson, dikutip dari Observer.
CEO dan Pendiri Path Dave Morin pun menjelaskan perusahaannya memberikan kuota pertemanan 150 orang demi membantu pengguna terhubung lebih dalam dengan orang yang paling mereka sayangi.
“Penambahan [kuota] ke 150 memberi pengguna kontrol dan masih memungkinkan jaringan berkualitas tinggi. Antropolog terkenal Robert Dunbar menunjukkan kisaran 50-150,” ujar Morin.
Faktanya, sejumlah penelitian dan ahli tidak begitu percaya dengan hasil 150 orang pertemanan menurut Dunbar itu.
“Ada banyak variasi dalam ukuran jejaring sosial orang. Seperti teori apa pun, ada kritik terhadap angka Dunbar,” kata Samuel Roberts, profesor psikologi di John Moores University di Liverpool, Inggris.
Sarah Johns, antropolog evolusioner di University of Kent di Inggris, mengatakan, meskipun angka Dunbar secara luas akurat, angka ini disertai dengan beberapa catatan.
“Saya tidak akan mengatakan itu benar 150 dalam setiap keadaan. Hampir kemungkinan menghasilkan jumlah yang jauh lebih kecil, tetapi ini juga dapat bergantung pada faktor individu, seperti ekstraversi dan introversi. Namun, jumlah Dunbar didukung cukup luas” kata Johns kepada LiveScience.
“Di luar angka ini (150) Anda membutuhkan lebih banyak aturan dan peraturan sosial untuk mempertahankan hubungan,” ucapnya.
Ia mengatakan batasan angka ini lebih terkait dengan fungsi pragmatis untuk bertahan hidup ketimbang ikatan emosional.
“Manusia harus menyeimbangkan melakukan hal untuk bertahan hidup dan bereproduksi, tetapi juga untuk mengetahui apa yang dilakukan orang lain, siapa yang mungkin membantu kita, dan siapa yang mungkin berbagi makanan dengan kami. 150 adalah perkiraan jumlah orang yang dapat kami lacak secara konsisten dan memiliki informasi terkini,” katanya.
Menurut Roberts, ada juga hal lain yang perlu dipertimbangkan ketika menyangkut kemampuan untuk mempertahankan hubungan di luar batas kognitif manusia. Sebab, butuh waktu dan usaha untuk menjalin pertemanan karena mesti ada komunikasi dan pertemuan.
“Penting untuk dipahami bahwa 150 hanyalah salah satu dari serangkaian lapisan dalam lingkaran persahabatan kita,” katanya.
Menurut Dunbar, lanjutnya, lapisan-lapisan ini ditentukan oleh “intensitas emosional hubungan” dan juga waktu yang cenderung kita investasikan pada setiap orang.
Terlebih, menurut Johns, hubungan yang “bermakna” belum tentu dibangun di atas cinta atau bahkan kesukaan.
“Kita bahkan mungkin tidak benar-benar menyukai 150 individu, tetapi mempertahankan hubungan karena hal itu membantu kita dalam beberapa hal, atau karena kita perlu terus berinteraksi dengan mereka (mereka tinggal di sebelah atau bos kami),” ungkap Johns.
“Itu bukan batas yang memiliki nilai yang melekat padanya. Itu hanya fitur evolusi manusia.” lanjut Johns.