Taylor Swift dan Joe Alwyn dinilai memiliki ikatan asmara yang kuat. Keduanya saling mendukung satu sama lain dengan tulus, menjadi resep hubungan langgeng mereka.
“Hubungan mereka lancar, hubungannya kuat banget. Taylor menyukai bahwa Joe mendukung dirinya dengan tulus, dan bahwa mereka ada untuk satu sama lain melalui segalanya dan merasa bangga akan satu sama lain,” kata sumber dekat keduanya kepada ET.
Kabar tersebut mencuat setelah Taylor Swift merilis album terbarunya, Midnights. Lagu pertama dalam album, Lavender Haze, disebut terinspirasi dari Joe Alwyn.
Swift mengatakan ia menemukan judul lagu Lavender Haze saat ia menonton serial Mad Men. Ia baru mengetahui bahwa istilah tersebut sempat populer digunakan era 1950-an.
“Ternyata itu frase umum yang digunakan di 50-an di mana saat mereka mendeskripsikan ketika sedang jatuh cinta,” kata Taylor Swift dalam sebuah unggahan video di Instagram beberapa waktu lalu.
Lavender Haze, menurut penjelasan Swift, memiliki makna saat “cinta yang mencakup segalanya bersinar” dan ternyata “sangat indah”.
Lalu ketika seseorang yang sedang jatuh cinta sudah tiba di Lavender Haze, mereka enggan untuk meninggalkan tempat tersebut.
“Secara teori, saat kamu berada di Lavender Haze, kamu akan melakukan segalanya untuk tetap di sana dan tidak akan membiarkan orang lain mengusirmu dari sana,” Swift menjelaskan.
Taylor Swift lalu menyebut Joe Alwyn secara implisit. Ia hanya menyebut kekasihnya sebagai “hubunganku selama enam tahun”.
Taylor Swift dan Joe Alwyn diketaui menjalin asmara sejak 2016 silam. Mereka bertemu di sebuah bar. Saat itu, Taylor tengah dikelilingi banyak berita miring, sementara Joe memulai meniti karier di Hollywood.
Kisah asmara keduanya diyakini penggemar Swift tertuang dalam sejumlah album, seperti reputation (2017), Lover (2019), dan folklore (2020), karena pasangan ini tak pernah mau berbicara soal asmara mereka di depan publik secara terbuka.