in

Tempat-Tempat Bersejarah di Indonesia yang Dijadikan Museum, Ada yang Angker Banget!

Museum Fatahillah. Foto: Lumikasa

Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya akan sejarah dan budayanya. Masing-masing daerah di Indonesia memiliki cerita, karakteristik, warisan, hingga peninggalan sejarah berupa museum yang berbeda-beda. Sebut saja pada masa kerajaan, dari segi pemerintahan, budaya, sampai bisnis apa yang dijalankan berbeda dengan masa penjajahan Belanda maupun Jepang. 

Sehingga dari waktu ke waktu peradaban Indonesia memiliki sejarah yang amat panjang. Saat ini Indonesia memiliki bukti sejarah yang konkret, sebut saja prasasti, artefak, lukisan, baju adat, sampai museum menggambarkan bagaimana kehidupan pada masa lampau terjadi di Indonesia. 

Berbicara mengenai museum, dari 37 provinsi yang ada di Indonesia, masing-masing provinsi memiliki museum peninggalan sejarah. Berikut ini Haluan Lifestyle merangkum museum-museum di Indonesia yang dulunya tempat bersejarah.

  • Museum Benteng Vredeburg

Benteng Vredeburg menjadi saksi sejarah bagaimana kota Yogyakarta ada dan lahirnya Kasultanan Yogyakarta. Lokasi Benteng Vredeburg tidak berubah dan sama persis seperti pada masa kolonial Indonesia. Tepat di Jl. Margo Mulyo No.6 Yogyakarta atau yang sering orang sebut sebagai Malioboro. Benteng Vredeburg ini dibangun atas usul Belanda pada masa itu untuk menjaga keamanan Kasultanan Yogyakarta. Benteng Vredeburg menjadi saksi sejarah, salah satunya adalah penyerangan tentara Inggris ke Kasultanan Yogyakarta.

  • Museum Fatahillah

Museum yang terletak di kawasan Kota, Jakarta Utara ini menjadi museum yang lokasinya sama persis dengan peristiwa sejarah pada masa lalu. Museum Fatahillah dikenal sebagai museum yang angker, karena konon pada tahun 1740 museum ini pernah menjadi tempat pembantaian orang-orang Tiongkok. Banyak yang menyebutkan di waktu-waktu tertentu masih suka terdengar suara tangisan.

  • Museum atau Monumen Korban 40.000 Jiwa

Museum yang terletak di Sulawesi Selatan ini menjadi saksi sejarah tatkala pada 11 Desember 1947, tentara Belanda yang dipimpin Raymond Westerling melakukan pembantaian terhadap orang Makassar yang mendukung kemerdekaan Republik Indonesia. Saat ini monumen tersebut masih sangat dilindungi, dan terdapat lubang tempat penguburan orang-orang yang dibantai Westerling. Tiket untuk memasuki monumen tersebut tidak berbayar alias gratis.