Hewan komodo menjadi salah satu jenis spesies yang dilindungi di dunia. Habitat asli komodo berasal dari Pulau Komodo, Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Selain itu kawasan Taman Nasional Komodo juga menjadi salah satu destinasi pariwisata ‘andalan’ Indonesia.
Menjadi spesies kadal terbesar di dunia, komodo sendiri termasuk hewan yang rentan akan kepunahan. Komodo termasuk hewan yang hidup di dataran rendah, jika dataran melebihi 700 m dari permukaan laut, kemungkinan besar komodo tidak dapat bertahan lama.
Saat ini, untuk melindungi habitat asli komodo di Pulau Komodo banyak cara dilakukan pemerintah Indonesia, salah satunya dengan cara melakukan konservasi dan perbaikan habitat alami di Pulau Komodo.
Akan tetapi, ternyata kini komodo juga sudah bisa ditemukan di negara lain, seperti Singapura, Australia, dan sebagian lain di Afrika. Di Amerika Serikat sendiri komodo terus dikembangbiakkan dengan cara inkubator.
Hal ini memang sempat menjadi polemik, karena data mengenai berapa jumlah komodo yang berada di luar Indonesia belum pasti jumlahnya.
Cypri Jehan Pajudale, melalui buku karangannya yang berjudul “Kuasa Pembangunan dan Pemiskinan Sistemik: Analisis Kontra-Hegemoni Dengan Studi Kasus di Manggarai Raya, NTT” sempat menyoroti persebaran komodo di berbagai belahan dunia. Ia menyebut sempat gencar pemindahan komodo pada tahun 1926 dan 1927 oleh pemerintah kolonial Belanda.
Kemudian, pada 2010 lalu, menurut Cypri, Menteri Kehutanan juga menyebarkan komodo ke berbagai kebun binatang dalam negeri.
Menurut laporan Floresa, binatang purba tersebut terindikasi dijual oleh sindikat ke Asia Tenggara.
Dengan adanya komodo di pusat konservasi negara lain diharapkan dapat membantu satwa tersebut jauh dari kata kepunahan. Namun, keberadaan sindikat, biar bagaimana pun mesti dihentikan.Di sini pentingnya peran pemerintah serta masyarakat Indonesia dalam melestarikan kepunahan komodo di habitat aslinya agar komodo tidak sekedar dijadikan tontonan belaka.