Kebanyakan orang hanya mengetahui gaya hidup vegetarian dan vegan yaitu hanya mengonsumsi makanan nabati tanpa daging dan produk hewani lainnya.
Namun tak banyak yang tahu tipe vegetarian bernama lacto-ovo vegetarian. Diet lacto-ovo vegetarian merupakan jenis diet vegetarian yang tak mengonsumsi daging, ikan dan unggas. Namun, diet ini masih memperbolehkan mengonsumsi telur dan produk susu.
Ada yang mengikuti diet lacto-ovo vegetarian dengan alasan etis, seperti melawan eksploitasi hewan ternak atau upaya untuk menjaga keseimbangan alam.
Sebagian ada yang memilih diet ini dengan alasan kesehatan, agama, atau hanya keinginan pribadi.
Beberapa vegetarian berpendapat, petani dan peternak tak perlu menyembelih hewan untuk menghasilkan susu, telur, dan madu. Inilah alasan mereka tetap mengonsumsi makanan tersebut.
Aturan Diet Nabati Lacto-ovo
Diet ini harus direncanakan dengan baik agar kebutuhan zat gizi penting, seperti protein, zat besi, seng dan lemak omega-3 tetap terjaga.
Anjuran makanan
Anda perlu mengonsumsi makanan nabati yang tak diolah, seperti beberapa jenis sayur, buah, dan kacang-kacangan berikut ini.
Sayuran: brokoli, paprika, kangkung, bayam, jamur, dan terong.
Buah-buahan: apel, jeruk, stroberi, pisang, persik, dan melon.
Kacang-kacangan: kacang polong, kacang tanah, buncis, kacang mete, almond, kenari, dan lentil.
Biji-bijian utuh: beras merah, oatmeal, quinoa, dan soba.
Telur: telur utuh, termasuk putih dan kuningnya.
Produk susu: susu, yoghurt, keju, dan mentega.
Lemak sehat: alpukat dan minyak zaitun.
Protein nabati: tahu dan tempe.
Pantangan makanan
Jika Anda mengikuti diet lacto-ovo vegetarian hindari makanan yang berasal dari hewan, kecuali susu dan telur. Berikut makanan yang tak boleh dikonsumsi.
Daging: daging sapi, domba, babi, dan daging olahan seperti bakso, sosis, dan nuget.
Ikan: ikan, kerang, kepiting dan lobster dan makanan laut lainnya seperti udang.
Unggas: ayam, puyuh, bebek dan kalkun.