in ,

Mengenal Teknologi Canggih Pendingin Stadion Piala Dunia di Qatar

Pendingin Stadion Piala Dunia di Qatar. Foto: AP

Qatar didapuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022. Dalam gelaran ini, sebanyak delapan stadion sudah disiapkan Qatar. Kedelapan stadion tersebut merupakan stadion baru maupun stadion lama yang sudah mendapat sentuhan renovasi.

Seperti diketahui, Qatar merupakan negara gurun pasir dengan udara yang cukup panas. Nah, untuk menghadirkan kenyamanan bagi para penggemar dan pemain, stadion-stadion tersebut dilengkapi dengan teknologi pendingin ruangan. Seperti apa teknologi pendingin yang disebut canggih ini?

Teknologi ini pertama kali dipamerkan kala peresmian Stadion Internasional Khalifa tahun 2017 dan sejak itu diadaptasi di 6 tempat turnamen lainnya, serta fasilitas lain di seluruh negeri.

Kehadiran teknologi ini memungkinkan acara olahraga diadakan sepanjang tahun. Stadion tetap bisa dipakai secepatnya usai gelaran Piala Dunia 2022.

Sistem pendingin hemat energi ini langsung dikembangkan oleh Qatar sendiri usai mereka dipastikan jadi tuan rumah Piala Dunia. Saud Abdulaziz Abdul Ghani merupakan Profesor Teknik di Qatar University berperan penting dalam teknologi ini.

Teknologi pendingin stadion canggih ini telah dipasang di tujuh dari delapan stadion Qatar 2022. Satu-satunya yang tidak dipasangi adalah Stadium 974, sebab stadion ini dapat dibongkar dan memiliki ventilasi alami.

Masing-masing teknologi pendingin ini diimplementasikan berbeda sesuai dengan kondisi stadion. Teknologi bekerja dengan menggunakan energi surya, yakni udara luar didinginkan dan kemudian didistribusikan melalui perangkat di tribun dan pipa besar di sisi lapangan.

“Kami hanya mendinginkan area di mana orang memerlukannya, seperti di lapangan atau tribun. Setiap stadion didinginkan ke temperatur yang nyaman, sekitar 20 derajat celsius,” terang Profesor Saud, seperti dikutip dari laman FIFA.com.

Yang menarik lagi, teknologi pendinginan stadion ini tak dipatenkan sehingga bisa digunakan di negara lain.

“Teknologi ini berpotensi jadi game changer bagi negara dengan iklim panas. Itu sebabnya saya memastikan siapa pun dapat memakainya,” lanjut Profesor Saud.