Tanaman lavender memiliki tampilan yang cantik dan aroma yang harum. Selain itu, tanaman ini juga dapat mengusir berbagai macam serangga, seperti laba-laba, nyamuk, serta cicak.
Karena kelebihannya tersebut, banyak yang memilih menanam bunga lavender. Akan tetapi menanam dan merawat lavender tidak mudah. Perawatan yang tidak tepat akan membuat tanaman lavender layu, dan bisa berakhir mati.
Ada beberapa penyebab tanaman lavender layu, berikut penyebab utamanya yang paling umum.
- Suhu Panas
Tanaman lavender memang menyukai sinar matahari cerah dan tanah kering, namun suhu di atas 32 derajat Celsius dapat menyebabkannya menjadi layu. Ini biasanya terjadi saat gelombang panas tiba-tiba terjadi setelah periode cuaca normal.
- Terlalu Sering Disiram
Tanaman lavender hanya perlu air yang banyak jika sudah melalui periode kekeringan. Sebab aliran yang menggenang di sekitar akar, hanya akan membuat lavender merasa tidak bahagia. Tetapi bukan berarti tanaman lavender jarang disiram. Tanaman ini tetap perlu disiram secukupnya.
- Kaget karena Transplantasi
Tanaman lavender bisa layu lantaran baru menanamnya atau memindahkannya ke lokasi tanam yang baru. Namun ini dapat teratasi dengan sendirinya.
Tanaman ini terkejut saat dipindahkan karena mengalami kesulitan beradaptasi di lokasi baru. Namun, layu akibat kaget karena transplantasi biasanya hanya bersifat sementara.
- Terlalu Banyak Memberi Pupuk
Lavender bisa tumbuh subur dengan sedikit atau tanpa pupuk. Terlalu banyak nitrogen, malah dapat membuat tanaman mengalami masalah.
Saat terlalu banyak diberi nitrogen, tanaman lavender akan menyalurkan energinya ke dalam produksi daun. Hal ini dapat melemahkan batang tanaman lavender dan membuatnya terlihat layu.
- Pot Terlalu Kecil
Tanaman lavender yang tumbuh di pot berukuran tidak tepat membuatnya cepat layu karena tidak memiliki ruang akar yang cukup untuk tumbuh secara maksimal. Lavender memiliki sifat akarnya yang luas.