Di tengah pesatnya modernisasi di Singapura, tahukah kamu bahwa masih ada satu desa tradisional yang tersisa? Kampung Lorong Buangkok menjadi satu-satunya kampung yang tersisa di Negeri Singa.
Kampung Lorong Buangkok dibangun pada 1956 oleh para pekerja rumah sakit Woodbridge dan pekerja pabrik-pabrik. Namun, pergerakan Singapura menuju urbanisasi yang pesat membuat penduduk setempat mulai meninggalkan desa. Kini, desa tersebut hanya memiliki 26 bangunan rumah satu tingkat yang terbuat dari kayu.
Keberadaan Kampung Lorong Buangkok menjadi tersohor pasca lockdown Singapura akibat pandemi. Lantaran hal ini, wisatawan lokal banyak yang mengunjungi kampung ini sebagai objek wisata. Bahkan, masyarakat Singapura yang kini telah tinggal di kota pun banyak mengunjungi kampung ini untuk kilas balik ke masa kecil mereka.
Menariknya, ada hunian di desa yang disewakan dengan harga yang terjangkau. Beberapa kamar bahkan disewakan dengan harga 6.50 SGD per bulan atau setara Rp74.833.
Keberadaan kampung tersebut kini telah disokong oleh pemerintah untuk menonjolkan objek wisata lokal. Kini, bahkan sudah ada voucher cash untuk staycation bagi pengunjung hingga iklan yang digalakkan oleh pemerintah.
Selain bernostalgia dan merasakan suasana kampung, para pengunjung juga bisa belajar cara menyetrika baju dengan setrika arang hingga bisa mengobrol dengan warga desa lokal. Tertarik untuk berkunjung?