Burung kapinis merupakan burung berukuran kecil hingga sedang dengan ukuran tubuh maksimal 15 cm. Burung Kapinis masih satu kerabat dengan burung walet. Kedua jenis burung ini memiliki wujud yang hampir sama. Perbedaan mendasar terletak pada warna bulu dan ekor.
Burung Kapinis dewasa memiliki bentang sayap dua kali panjang tubuhnya. Bulunya berwarna coklat hampir di seluruh bagian tubuh. Selain bulunya, kaki burung kapinis juga memiliki warna senada dengan warna dominannya. Paruh burung ini kecil dan berwarna hitam.
Ciri khas burung ini ialah memiliki kaki yang super pendek. Bahkan, kaki burung ini jarang sekali terlihat. Itulah sebabnya burung ini disebut juga burung apus. Kata apus berasal dari bahasa Yunani, apaus yang berarti tanpa kaki, disadur dari Agrozine, Rabu (21/12/2022).
Kaki burung ini digunakan bukan untuk berjalan atau melompat sebagaimana pada jenis burung yang lain. Burung kapinis menggunakan kakinya untuk bertengger pada permukaan tegak seperti tebing karang atau batang pohon.
Karena kakinya yang pendek, burung yang dapat ditemukan di sekolah perairan ini punya kemampuan terbang yang sangat luar biasa. Burung kapinis cenderung menyukai migrasi sehingga bisa ditemukan di belahan dunia yang berbeda.
Burung unik ini bisa dijumpai di Benua Asia, Benua Eropa, dan sebagian wilayah Benua Afrika. Namun, burung ini jarang dijumpai di darat. Mereka lebih cenderung terbang dan hanya lama di daratan jika ingin berkembang biak.
Jarang di daratan menjadi hal yang sangat wajar bagi burung ini. Pasalnya, keluarga walet ini dapat terbang hingga 10 bulan lamanya tanpa berhenti. Karena kemampuan itu, burung kapinis disebut-sebut sebagai burung tertangguh di udara.
Ketangguhan terbang burung kapinis bukan cerita fiktif belaka karena telah dibuktikan dalam sebuah penelitian ilmiah. Andres Hedenstrom, seorang peneliti tentang hewan, bersama rekan-rekannya dari Lund University telah membuktikan ketangguhan terbang burung kapinis.
Mereka menaruh alat pelacak berupa perangkat pemantau gerak di punggung burung kapinis. Alat pemantau tersebut berhasil menunjukkan data bahwa kemampuan burung ini dapat terbang 10 bulan tanpa jeda.