Seringkali ada pengguna motor yang menggunakan oli diesel di mesin motornya. Harapannya adalah performa oli bisa lebih bagus dan tentunya lebih awet dibandingkan dengan menggunakan oli motor biasa.
Namun mereka tidak tahu bahwa pemakaian oli diesel bisa berefek merugikan terhadap motor. Alasannya, oli diesel mengandung kadar aditif atau obat yang tinggi untuk membersihkan pembakaran yang tidak sempurna.
Ahli dan peneliti oli, M.Hanifuddin menyebut bahwa pemakaian oli diesel di mesin bensin, kadar aditif yang terlalu tinggi ini bisa beracun. Racun tersebut bisa muncul karena proses penyaringan gas hasil pembakaran yang tidak sempurna.
Pada mesin bensin, ada yang disebut Catalytic Converter sedangkan di mesin diesel, ada Diesel Particulate Filter yang sama-sama berfungsi menyaring racun. Nah, karena part yang tidak sesuai inilah, racun bisa keluar dari hasil pembakaran.
“Aditif yang lebih banyak mungkin secara awam diartikan lebih kuat atau awet. Padahal tidak! Jika dipakai lebih dari masa pakainya, oli itu akan mengental dan mengendap menjadi lumpur di bagian bawah,” jelas Hanif, dikutip dari Motorplus Online.com.
“Efek panjangnya bisa membuat korosif di klep buang,” tambah ahli yang menguji oli sebelum dijual di pasaran ini.
Bukan hanya itu, lanjut Hanif, untuk oli mobil keluaran terbaru juga punya efek jelek jika digunakan di motor. Khususnya untuk motor dengan system yang transmisinya menyatu di mesin. Sebab oli mobil dirancang licin yang bisa membuat kopling gampang slip.
“Di tipe oli mobil terbaru ada kandungan friction modifier. Kandungan tersebut membuat oli selicin mungkin untuk mengurangi gesekan. Hasilnya mesin jadi hemat bahan bakar,” kata Hanif.
“Masalahnya jika digunakan di motor transmisi manual atau semi otomatis akan bikin kopling slip. Karena di mobil, mesin dan transmisi terpisah,” terang Hanif.