in

Pesan Guillermo del Toro Lewat Pinocchio: Pembangkangan hingga Fasisme

Guillermo del Toro garap film Pinocchio (Foto: Portland Art Museum)
Guillermo del Toro garap film Pinocchio (Foto: Portland Art Museum)

Sutradara kenamaan Guillermo del Toro kembali dengan salah satu mahakarya terbaiknya, yakni film Pinocchio yang hadir dalam format animasi stop-motion. Meski mengambil ide utama dari dongeng anak-anak karya Carlo Collodi pada abad ke-19, namun Guillermo del Toro menambahkan sentuhan personal pada kisah Pinocchio versinya.

“Ini adalah film tentang sebuah boneka kayu yang hidup di dunia di mana orang-orang tidak tahu bahwa merekalah boneka yang sesungguhnya,” katanya dalam interview Polygon.

Seperti diketahui, kisah Pinocchio garapan del Toro mengambil latar waktu Perang Dunia I di Italia. Dalam penceritaannya, del Toro bahkan menambahkan karakter Mussolini, pemimpin fasis Italia pada masanya.

Alih-alih takluk kepada Mussolini dan bersikap tunduk layaknya boneka, Pinocchio yang saat itu menjadi bintang sirkus justru mengejek Mussolini dengan memplesetkan lagu patriotisme. Hal inilah yang ternyata ingin digarisbawahi oleh Guillermo del Toro. Ia bahkan menekankan adanya persamaan tema antara Pinocchio dengan film-film lain yang telah digarapnya, seperti Pan’s Labyrinth dan The Devil’s Backbone.

“Menurut saya salah satu tema yang menghubungkan Pan’s Labyrinth dan Pinokio secara langsung adalah pembangkangan sebagai suatu kebajikan—yang mana merupakan kebalikan dari kisah tradisional Pinokio, yaitu, ‘Jika kamu patuh, kamu akan menjadi anak sungguhan.’ Dalam hal ini, ‘Jika kamu tidak patuh, kamu akan selalu menjadi diri sendiri’,” katanya.

Penambahan unsur fasisme dalam film juga bukanlah tanpa alasan. Hal ini tak terlepas dari pengalaman masa kecil Guillermo del Toro, yakni dihantui ketakutan dan ketidakpercayaan akan dunia.

“Di satu sisi, kamu dijejali dengan dunia anak-anak, yang dipenuhi dengan peri, permintaan, dan alam yang magis. Sementara di satu sisi lainnya, kamu berinteraksi dengan dunia yang brutal dan tidak berperikemanusiaan, dan kamu melihatnya.”

Sejak pertama dirilis, Pinocchio berhasil menduduki peringkat pertama Netflix sejak tayang pada 9 Desember lalu. Film ini juga telah meraih tiga nominasi penghargaan dalam Golden Globe Awards ke-80, salah satunya sebagai Film Fitur Animasi Terbaik.