Masakan Mongolia umumnya sangat sederhana dan kerap memanfaatkan berbagai daging seperti daging kambing, sapi, kuda, domba, unta, bahkan marmut yang kemudian biasanya disandingkan dengan sayuran, mie, pasta atau nasi.
Sayuran memainkan peran yang sangat penting dalam makanan tradisional Mongolia, karena sebagian besar bahan dan teknik memasaknya berasal dari gaya hidup nomaden. Seperempat orang Mongolia masih menjalani gaya hidup nomaden. Mereka cenderung berkemas dan berpindah dari satu tempat ke tempat lain.
Salah satu tradisi mereka selama musim dingin adalah memakan makanan yang baru diangkat dari kompor tanpa pelapisan. Daging adalah salah satu bahan pokok masakan Mongolia, yang dapat bervariasi berdasarkan apa yang tersedia di daerah tersebut dan apa yang diburu.
Rebusan sup dan kaldu adalah metode umum untuk mengonsumsi daging, sering dipadukan dengan mie, nasi, atau sayuran. Orang Mongolia nomaden tradisional cenderung makan untuk bertahan hidup, daripada sekadar menikmati pengalaman kuliner.
Mereka sering memanfaatkan apa yang sudah mereka miliki, dan mencoba membuat hidangan yang mengenyangkan.
Yang menarik dari masakan Mongolia adalah, masakan ini telah disajikan selama ribuan tahun dan tidak banyak berubah sama sekali.
Ini karena makanan adalah cara melestarikan budaya dan tradisi, terutama dengan perubahan yang terjadi di seluruh negeri.