‘Tahun baru, rencana liburan baru’ mungkin bisa menjadi resolusi 2023 yang akan kamu capai. Masih banyak destinasi yang belum kamu jelajahi sehingga di tahun 2023 ini bisa menjadi momen bagi kamu untuk mengwujudkan impian tersebut.
Namun, bagi kamu yang belum memiliki rencana untuk liburan atau belum tahu akan kemana, mungkin Desa Wisata Loha yang ada di Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) bisa menjadi rekomendasi.
Karena Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Wisata Loha akan menawarkan kesempatan untuk bisa merasakan nuasa menjelajah alam desa yang masih alami bagi pengunjung yang akan datang.
“Desa Wisata Loha memiliki gua bersejarah yang bernama Nua Waka dan Kampung Kokor Gola yang menjadi atraksi wisata bernuansa alam dan memanjakan para wisatawan yang sangat tertarik dengan kehidupan natural masyarakat desa. Semua paket wisata ini dikelola oleh pokdarwis,” ungkap Fasilitator Lapangan Program Fasilitasi Masyarakat Desa (Fasmadewi) Pemkab Manggarai Barat, Alfonsius Sumarno Patut dilansir dari Okezone Travel.
Desa Wisata Loha ini memang menjadi salah satu desa wisata di Kecamatan Pacar, Manggarai Barat yang bisa kamu tempuh selama satu setengah jam dari Kota Labuan Bajo. Terdapat Gua Nua Waka dengan panjang 1 KM dan menjadi salah satu gua terpanjang di Labuan Bajo.
Nantinya, pengunjung akan menemukan ruang besar yang menyerupai rumah adat Manggarai dengan ratusan burung dan sarang walet. Berdasarkan informasi dari Pokdarwis yang dikutip dari Okezone Travel disebutkan bahwa gua ini merupakan benteng pertahanan pada perang perepuan batas wilayah zaman dahulu.
Tidak jauh dari gua, terdapat potensi alam lain yang dimasukan dalam paket wisata yaitu Air Terjun Sunsa Namo. Alfonsius mengatakan jika ketinggian air terjun tersebut mencapai 20 meter yang akan memberikan sensasi kesegaran.
Lingkungannya juga masih sangat alami yang dihiasi oleh bebatuan besar dan terjal. Tidak sampai disitu, disekitar air terjun terdapat kolam alam yang disebut oleh masyarakat sebagai Tiwo Roh atau tempat yang memiliki kekuatan ghaib untuk melanggengkan perjodohan dan percintaan.
Selanjutnya, para pengunjung akan diajak untuk menjalani kehidupan masyaraka yang sederhana lewat Kampung Kokor Gula. Nantinya akan ada penjelasan mengenai produksi gula merah yang sudah menjadi mata pencarian masyarakat setempat.
“Kita ingin menghadirkan desa wisata yang mampu menerapkan konsep storynomic village tourism yang mengedepankan narasi/cerita, konten kreatif, living culture, dan budaya sebagai DNA destinasi,” lanjut Alfonsius.
Tentunya dengan bantuan pemerintahan, Kepala Dinas Pariwisata, Ekonomi Kreatif dan Kebudayaan Manggarai Barat yaitu Pius Baut mengungkapkan bahwa desa tersebut merupakan salah satu dari dua desa khusus dikembangkan oleh pemerintah lewat program Faslitasi Masyarakat Desa Wisata (Fasmadewi) 2022. Program ini merupakan program inovasi untuk mengoptimalkan produk Desa Wisata Loha.
Lewat Fasmadewi 2022, fasilitator nantinya akan memberikan 11 jenis kegiatan pelatihan untuk meningkatkan kapasitas diantaranya sosialisasi program Fasmadewi, assessment desa wisata, penguatan organisasi, pelatihan manajemen keuangan, kepemanduan wisata, pembuatan paket wisata, manajemen homestay, storytelling/copywriting, pengolahan kuliner lokal, pelatihan promosi, dan pemasaran produk.
Sebagai penutup, Pius Baut mengungkapkan harapannya agar pelatihan yang sudah dilaksanakan akan dapat diimplementasukan secara nyata untuk menjadi pengembangan pariwisata desa.
“Pengembangan pariwisata Manggarai Barat membutuhkan respon cepat dari masyarakat agar tujuan utama wisatawan datang ke Labuan Bajo dapat beralih ke setiap desa wisata yang memiliki potensi,” ungkapnya.