Ajang Formula 1 2023 akan mulai bergulir pada Maret mendatang. Pada musim 2022, Red Bull meraih 17 kemenangan dalam 22 seri, sekaligus merebut gelar konstruktor dengan mengoleksi 759 poin.
Adapun Max Verstappen sebagai juara dunia membuat rekor jumlah kemenangan terbanyak dalam semusim, yakni sebanyak 15 kali.
Atas pencapaian itu Red Bull Racing menilai persaingan Formula 1 2023 akan lebih sengit dari musim lalu. Kualitas mobil Ferrari dan Mercedes dinilai akan lebih bagus dari sebelumnya.
Akan tetapi tim asal Austria tersebut ragu bisa mengulangi dominasi di musim 2022. Lantaran di tahun ini mereka harus menjalani hukuman pembatasan tes aerodinamika akibat melanggar budget cap di tahun 2021.
Bukan hanya itu, rival-rival seperti Ferrari dan Mercedes diyakini tak tinggal diam dengan kekalahan telak di musim 2022. Dua pabrikan tersebut pun diyakini akan melakukan segala upaya untuk menipiskan gap yang begitu terasa musim lalu.
“Dengan berkurangnya tes wind tunnel, berarti kami tak punya banyak kesempatan untuk mengevaluasi komponen yang berbeda-beda, dan kesempatan untuk mengeksplorasi berbagai ide pun juga berkurang,” ungkap Adrian Newey, CTO Red Bull, seperti dikutip dari Motorsport.
“Jika kami pintar dan selalu menempatkan komponen yang tepat pada rancangan mobil, maka pengurangan jumlah tes tak akan membuat banyak perbedaan,” tambahnya.
“Ferrari tak akan beristirahat, mereka akan mengatasi kelemahan mereka. Mereka memiliki masalah terkait reliabilitas mobil, juga membuat sejumlah kesalahan di pit. Mereka akan kembali bangkit musim depan,” ujar Newey beberapa waktu lalu.