Pada mobil-mobil masa kini, sudah dilengkapi dengan Daytime Running Light (DRL). Tujuannya untuk meningkatkan keselamatan berkendara, tidak hanya untuk pengendara mobil bersangkutan tetapi juga pengguna jalan yang lain.
Hanya saja yang jadi permasalahan saat ini adalah tidak semua pengguna kendaraan paham bagaimana menggunakan lampu DRL dengan benar. Akhirnya fitur tersebut tidak bisa dioptimalkan.
Ketika orang tak paham cara menfungsikanya maka kehadiran lampu DRL hanya membuat permasalahan baru, sebab banyak orang menggunakan DRL sebagai lampu utama atau bahkan sebaliknya.
Lalu apa fungsi lampu DRL?
DRL merupakan singkatan dari Daytime Running Light yang didesain secara khusus untuk menyala secara terus-menerus selama mesin mobil menyala. Ini bertujuan untuk keselamatan selama Anda berkendara.
Hal tersebut berbeda dengan LED yang merupakan kependekan dari Light Emitting Diode yang sudah banyak digunakan pada lampu utama.
Lampu DRL biasanya berupa lampu berwarna putih yang memiliki fungsi dasar agar mobil Anda menjadi lebih mencolok dan mudah untuk ditandai pengguna jalan lainnya. Lampu ini akan mati secara otomatis saat pengemudi menyalakan lampu utama pada malam hari.
Pancaran sinar lampu DRL tidak terlalu terang sehingga sehingga sebaiknya jangan digunakan pada malam hari, namun cukup efektif untuk menambah visibilitas saat hari sudah mulai senja ataupun pada saat hujan dengan intensitas ringan hingga sedang.
Namun saat jarak pandang mulai terbatas, sebaiknya pengemudi mengganti penggunaan lampu dari DRL ke lampu utama.
Dengan lampu DRL yang aktif selama mesin menyala, maka pengguna jalan lain akan mudah untuk menandai keberadaan mobil yang sedang Anda kendarai.
Misalnya, saat pengguna jalan lain akan menyalip maka pancaran lampu DRL dari mobil Anda akan mempermudah mengidentifikasi keberadaan mobil Anda. Tentunya hal tersebut akan efektif mengurangi akan kecelakaan karena mobil lebih mudah dilihat pengguna jalan lain.