in

Inilah Penyebab Otak Mulai Lemot

Ilustrasi. Foto: Pexel.

Saat otak mulai lambat untuk berpikir, hal tersebut akan berpengaruh bagi kinerja organ saraf lainnya. Lalu apa pemicu terjadinya kemampuan otak yang semakin melambat? Berikut penyebab otak mulai melambat.

Terlalu sering bermain gawai

Terlalu sering menghabiskan waktu dengan bermain gadget, ternyata dapat menimbulkan kelemahan daya pikir pada otak.

Hal ini karena kecanggihan yang ditawarkan smartphone, membuatmu menjadi malas berpikir. Misalnya, terbiasa menghitung dengan bantuan kalkulator atau mengingat jadwal dengan fitur kalender. Bahkan, terlalu sering menonton video berdurasi singkat dapat menyebabkan rentang atensi kita semakin menurun.

Rebahan sepanjang hari

Kalau sesekali dilakukan, sebenarnya rebahan tidak akan membawa masalah. Namun saat rebahan menjadi kebiasaan, bahkan sampai dilakukan seharian hingga membuat kamu tidak melakukan apa-apa, hal ini tidak akan baik untuk otakmu. Disarankan untuk memberikan tantangan buat otak, dan mencoba aktivitas baru karena terbukti bisa menurunkan resiko kehilangan memori.

Jarang olahraga

Kurangnya olahraga ternyata tidak hanya mempengaruhi kesehatan fisik, akan tetapi juga dapat berakibat pada kesehatan mental. Sebab tubuh yang jarang melakukan olahraga, akan terasa kurang sehat dan bugar. Kondisi tersebut akan memicu kinerja otak berkurang.

Melewatkan sarapan

Kebiasaan melewatkan sarapan berakibat buruk untuk otak. Ini memungkinkan kamu merasa lemas, cepat marah, dan lesu, akibat otak tidak memperoleh cukup glukosa untuk bekerja.

Jika kamu kurang fokus, kemungkinan kamu kekurangan cairan. Pasalnya, 80% otak terdiri dari cairan, sehingga hidrasi sangat berperan penting untuk kinerja otak, apalagi saat memulai hari. Kamu tentu tidak ingin otak menjadi lemot, padahal masih di awal-awal jam kerja.

Kurang tidur

Tidak hanya tubuh yang memerlukan istirahat, otak juga membutuhkan istirahat. Kurangnya istirahat khususnya tidur, akan membuat asupan oksigen ke otak terganggu.

Akibatnya, otak akan mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi, bahkan dapat menimbulkan pusing dan mual. Mereka yang kurang mendapatkan waktu tidur berkualitas setiap malamnya, akan berisiko lebih tinggi mengalami gangguan kognitif.