Rasa cemas adalah perasaan yang umum terjadi dan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Tetapi, jika kecemasan terus berlanjut serta dalam jangka panjang, hal ini bisa merujuk pada gangguan kecemasan. Tentu hal-hal seperti ini akan berdampak pada aktivitas sehari-hari seseorang.
Tak cuma mengganggu aktivitas sehari-hari, kecemasan semacam ini juga menggangu waktu tidur. Mengacu pada Journal Sleeps Medicine Review, sekitar 50% orang dengan gangguan kecemasan juga mengalami masalah tidur. Lalu, mengapa sebenarnya, kecemasan menjadi lebih buruk di malam hari hingga menggangu pola tidur seseorang?
Menurut Charissa Chamoro, seorang psikolog klinis di New York, hal ini lantaran seseorang dengan gangguan kecemasan cenderung tidak memiliki banyak cara untuk menyalurkan perasaan mereka di malam hari.
“Pada siang hari, masyarakat disibukkan dengan pekerjaan, aktivitas sosial, atau keluarga. Hasilnya, banyak orang dengan gangguan kecemasan menyalurkan energi mereka ke dalam hal-hal yang produktif. Tetapi ketika malam hari, distraksi yang ada menjadi lebih sedikit yang mengakibatkan peningkatan rasa cemas,” ucap Chamoro seperti dikutip dari laman Live Science.
Chamoro juga menambahkan bahwa ketika seseorang berbaring di tempat tidur tanpa adanya distraksi, kecemasan menjadi terasa lebih nyata. Lebih lanjut, Chamoro memaparkan bahwa selain minimnya distraksi, ada beberapa faktor lain yang memperburuk kecemasan di malam hari. Beberapa di antaranya adalah kafein, stress, dan perangkat elektronik.