Antartika, benua beku yang sama sekali tidak ramah untuk manusia ini menjadi tempat terpencil yang tidak memiliki penduduk tetap. Sebab, suhu musim dingin di tempat ini rata-rata mencapai minus 56 derajat Fahrenheit atau minus 49 derajat celcius.
Tak heran jika Antartika menjadi benua terpencil. Hanya segelintir ilmuwan yang melakukan penelitian di sana dan tidak ada penduduk tetap. Tetapi, jika melihat kecanggihan teknologi dan perubahan iklim saat ini, mungkinkah manusia bisa tinggal secara permanen di benua beku tersebut?
Sayangnya hal tersebut belum bisa terjadi. Meski suhu Bumi saat ini menjadi lebih ‘hangat’, hanya beberapa hewan dan tanaman tertentu saja yang mulai bisa berpindah ke benua tersebut. Dan manusia mungkin membutuhkan beberapa abad berikutnya untuk bisa tinggal di Antartika.
Sebab kendala tak cuma soal suhu dan lingkungan ekstrem, Antartika juga secara gografis sangat terisolasi. Artinya, jika manusia benar-benar akan tinggal di sana, dibutuhkan banyak fasilitas pendukung untuk mengimpor makanan dan barang-barang penting lainnya.
Namun, jika menilik masa lalu iklim di Antartika, hal ini bukannya tidak mungkin terjadi. Di sana sekitar 100 juta tahun yang lalu, iklim bahkan sangat baik untuk tumbuh-tumbuhan dan berbagai organisme.
Berdasarkan data inillah para ilmuwan memprediksi bagaimana iklim Antartika di masa depan, mengingat iklim di Bumi terus berubah-ubah selama ratusan juta tahun.
“Jika kita tidak mencapai emisi net-zero pada tahun 2040, perubahan iklim akan menjadi satu-satunya pendorong perubahan terbesar di Antartika,” ungkap Steve Chown, profesor ilmu biologi di Univeristas Monash seperti dikutip dari laman Live Science.
Pernyataan ini mengacu pada emisi gas rumah kaca yang kini mengubah iklim Bumi dalam kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Meski dimungkinkan bahwa suatu hari Antartika dapat dihuni jika iklim jauh lebih ramah. Namun, terlepas dari segala usaha dan penelitian yang dilakukan, Antartika masih tak bisa ditinggali, setidaknya dalam waktu dekat ini.