Cuaca panas cenderung mempengaruhi konsentrasi seseorang. Pasalnya seiring bertambah panasnya cuaca ketahanan tubuh mamusia semakin rentan terhadap cuaca panas. Lantas benarkah cuaca panas mempengaruhi konsentrasi seseorang?
Tubuh manusia yang sehat mempertahankan suhu internalnya sekitar 37°C. Jika kurang dari 1°C, terjadi pada waktu, tingkat aktivitas fisik, atau keadaan emosi.
Sementara perubahan suhu tubuh lebih dari 1°C hanya terjadi selama sakit atau ketika kondisi lingkungan melebihi kemampuan tubuh untuk mengatasi panas yang ekstrim.
Saat lingkungan memanas, tubuh juga cenderung memanas. Sumber panas utama dalam kondisi normal panas internal tubuh sendiri, disebut panas metabolik, dihasilkan di dalam tubuh oleh proses biokimia, yang membuat kita tetap hidup dan oleh energi yang kita gunakan selama aktivitas fisik.
Tubuh bertukar panas dengan lingkungannya terutama melalui radiasi, konveksi, dan penguapan keringat.
Matahari adalah contoh umum dari sumber pancaran panas. Tidak ada peningkatan atau kehilangan panas radiasi yang terjadi ketika suhu benda di sekitarnya sama dengan suhu kulit atau sekitar 35°C.
Ketika suhu atau kelembapan udara naik di atas kisaran kenyamanan, masalah bisa muncul. Efek pertama berhubungan dengan apa yang kamu rasakan. Paparan lebih panas dapat menyebabkan masalah kesehatan dan dapat mempengaruhi kinerja.
Saat beban suhu atau panas meningkat, orang mungkin merasa, lekas marah, kehilangan konsentrasi dan kemampuan untuk melakukan tugas terampil atau pekerjaan berat.
Di lingkungan yang cukup panas, tubuh bekerja untuk membuang kelebihan panas, sehingga dapat mempertahankan suhu tubuh normalnya.
Denyut jantung meningkat untuk memompa lebih banyak darah melalui bagian tubuh luar dan kulit, sehingga kelebihan panas hilang ke lingkungan, dan terjadilah keringat.
Perubahan ini memberikan tuntutan tambahan pada tubuh. Perubahan aliran darah dan keringat berlebih, mengurangi kemampuan seseorang untuk melakukan pekerjaan.
Orang yang mungkin rentang terhadap cuaca panans adalah orang dengan penyakit jantung, tekanan darah tinggi, penyakit pernapasan, dan diabetes. Selain itu, orang dengan penyakit kulit dan ruam, mungkin lebih rentan terhadap panas.