Terkadang, seseorang yang kehilangan hewan peliharaan tak selalu mendapat respon yang menenangkan. Ada saja orang yang menganggap bahwa hewan adalah properti dan kehilangan hewan peliharan seolah bisa dengan mudah digantikan dengan yang baru.
Namun, beberapa penelitian mengenai psikologi justru membenarkan bahwa kehilangan binatang peliharaan bisa jadi terasa sangat menyedihkan seperti kehilangan anggota keluarga. Lalu apa alasan di baliknya?
Menurut penjelasan yang dikutip dari laman Science Focus, otak manusia sebenarnya bisa membangun keterikatan emosional bahkan pada benda mati dan merasa sangat kehilangan ketika benda tersbeut hilang atau rusak. Itu berarti manusia bahkan bisa membangun ikatan kuat dengan non manusia.
Seperti halnya dengan hewan, entah itu kucing atau anjing. Meski mereka bukan manusia dan tidak memiliki rangsangan intelektual dan kognitif. Tetapi, hewan-hewan ini memiliki kelebihan dalam hal memunculkan ikatan emosional. Mereka mendorong otak manusia untuk secara naluriah merawat dan melindungi mereka.
Dan, ketika manusia dan hewan peliharaan membentuk ikatan emosional yang sama kuatnya seperti yang dilakukan dengan manusia lain. Maka sangat logis bahwa kita akan mengalami kesedihan yang mendalam ketika hewan tersebut mati.
Sama seperti yang diungkap pada penelitian di University of Pennsylvania yang menemukan, bawha orang-orang yang memutuskan untuk melakukan euthanasia pada hewan mereka mengalami kesedihan yang ekstrim. Untuk itu, penelitian mengungkapkan bahwa seharusnya mereka yang kehilangan hewan peliharaan perlu ditangani sama seriusnya dnegan meraka yang kelilangan anggota keluarga.