Burung parkit adalah burung bertubuh mungil dengan warna bulu yang menawan. Burung yang berasal dari Benua Australia ini khas dengan perpaduan warna bulu seperti kuning, hijau, biru, putih, oranye, dan ungu.
Burung kecil ini hidup bergerombol pada habitatnya. Satu gerombolan bisa beranggotakan ribuan ekor burung parkit. Satu hal yang menarik bagi burung parkit adalah betinanya bisa bertelur meski tidak dibuahi oleh jantan.
Burung parkit biasa bertelur hingga 5 butir per siklus dan mengerami beberapa hari. Namun, telur yang tanpa pembuahan dari jantan tidak akan menetas jadi anak burung parkit. Jika ingin mengetahui lebih lanjut, berikut tanda burung parkit sedang berada di siklus bertelur atau hamil.
Membuat Sarang
Pertama, burung parkit membuat sarang. Hal ini terjadi pada setiap burung yang akan bertelur. Sarang yang dibuat untuk ditempati bertelur hingga menetaskan anak-anak mereka. Hal ini bisa dilihat saat burung parkit di alam liar. Jika di dalam sangkar, tanda ini sulit ditemukan.
Gelisah
Burung parkit yang dalam siklus bertelur biasanya gelisah dan tegang. Burung parkit cenderung tidak mau bertengger di ranting-ranting. Burung parkit betina lebih banyak menghabiskan waktunya dengan duduk di sekitar sarang.
Perubahan Fisik
Semua makhluk hidup akan mengalami perubahan fisik saat berada pada siklus bertelur atau hamil. Khusus burung parkit, perubahan fisik yang paling mencolok adalah bertambahnya berat badan. Perutnya juga kadang tampak lebih besar.
Seperti Sedang Sakit
Tanda selanjutnya, burung parkit betina menampakkan perilaku yang tidak biasa jika sedang berada di siklus bertelur. Burung parkit tampak seperti sakit. Pola makannya terganggu. Bahkan sistem pernapasan burung parkit betina pun juga biasa terganggu.
Bertindak Defensif
Burung parkit betina yang berada pada siklus bertelur memiliki sifat defensif atau memiliki sifat bertahan. Siapa pun yang mendekati, burung parkit akan menyerang sebagai bentuk pertahanan diri. Terlebih lagi saat ada yang mendekati telurnya.