Bagi sebagian orang, mimpi buruk adalah momok paling menyeramkan saat tidur. Apalagi jika hal ini terus terjadi berulang hingga menyebabkan gangguan pada aktivitas sehari-hari karena buruknya kualitas tidur. Kabar baiknya, saat ini ilmuwan ahli saraf tengah mendemonstrasikan teknik baru yang dapat mengatasi mimpi buruk.
Teknik terapi ini bernama Imagery Rehearsal Theraphy atau IRT yang disebut-sebut mampu mengurangi intensitas rata-rata mimpi buruk hingga mendekati nol, menurut laporan daring para peneliti di Current Biology.
“Fakta bahwa mereka benar-benar dapat membuat perbedaan besar dalam frekuensi mimpi buruk itu sangat besar,” ungkap Gina Poe, ahli saraf asal UCLA seperti dikutip dari laman Science News.
Teknik perawatan IRT diawali dengan mengajak pasien untuk membayangkan kembali mimpi buruk mereka tetapi dengan cara yang lebih positif. Maksudnya adalah, pasien akan diajak untuk melatih dan membangun alur cerita baru ketika mereka terjaga.
Meski memang mampu mengurangi intensitas mimpi buruk. Tetapi teknik ini juga tidak selalu berhasil, bahkan pada sepertiga orang.
Namun, demi meningkatkan kekuatan IRT, ahli saraf Sophie Schwartz dari Universitas Genewa memanfaatkan teknik pembelajaran yang disebut dengan reaktivasi memori bertarget atau Targeted Memory Reactivation (TMR).
Teknik ini mengajak sesorang untuk mempelajari sesuatu saat suara diputar. Nantinya isyarat yang sama akan diputar lagi ketika mereka tidur. Nah, isyarat ini dianggap sangat penting dalam penyimpanan memori dan memperkuat memori.
Melihat keberhasilan dari teknik ini, di masa depan para ahli mengatakan bahwa kombinasi teknik TMR-IRT bisa diuji lebih lanjut untuk membantu orang dengan PTSD atau gangguan stress pasca trauma.