Burung dodo adalah spesies yang telah punah ratusan tahun lalu. Bahkan spesies ini terakhir dilihat pada sekitar tahun 1600-an. Namun, baru-baru ini, sebuah perusahaan startup bioteknologi berencana untuk menghidupkan kembali burung ikonik yang sudah punah tersebut.
Ide ini tertuang dalam sebuah proyek bernama De Extinction, yang ditujukan untuk mengembalikan beberapa spesies yang telah lama punah. Ide ini tentu mendatangkan banyak pro dan kontra.
Sebab menghidupkan kembali burung dodo ke Mauritius, negara tempat burung ini berasal, tampak sangat tidak masuk akal bahkan dianggap sebagai ide konyol. Hal ini juga menimbulkan skeptisisme dari para ahli Paleo-geneticists dan ahli lain yang juga mengkhawatirkan mengenai efek tak terduga dari rencana ini.
Namun, Colossal Biosciences, perusaahan startup berbasis di Dallas yang mencetuskan ide ini mulai mengumumkan mengenai putaran baru soal investasi untuk mendanai upaya menghidupkan kembali burung dodo.
Bahkan meski mendapat banyak pandangan yang kontra, Colossal terus menerus menarik dukungan dari para investor dan telah mengumpulkan 225 juta dolar sejak penggalangan dana dimulai dari tahun 2021.
“Dengan kemampuan untuk menghidupkan kembali suatu spesies, kita akan mempelajari hal-hal yang tidak dapat kita pelajari sebelumnya,” ucap Thomas Tull, seorang investor teknologi yang juga memproduksi film Jurassic Park
Dikutip dari laman Bloomberg, burung dodo adalah hewan ketiga yang disebut akan kembali dihidupkan dalam daftar program De Extinction milik Colossal. Sebelumnya, perusahaan ini juga mengatakan akan menghidupkan hewan-hewan lain seperti Mammoth, dan harimau Tasmania.