in

Kiat Menjadi Morning Person, Sangat Mudah Diikuti

Ilustrasi bangun pagi. Pexel.

Ada banyak manfaat baik dari kebiasaan bangun pagi. Bangun lebih awal bahkan diklaim bisa mengurangi stres bagi wanita. Untuk itu, tak ada salahnya untuk mencoba menjadi morning person.

Ingat, morning person sama sekali tak ada kaitannya dengan genetik. Hal tersebut dibuktikan penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nature Communications, yang menyatakan orang yang lebih aktif di pagi hari tidak ada hubungannya dengan gen. Sebaliknya, ada tiga faktor gaya hidup yang sangat memengaruhi kebiasaan seseorang untuk bangun pagi. Berikut uraiannya.

Tidur Lebih Lama

Dilansir dari laman Mind Body Green, Matthew Walker, seorang profesor ilmu saraf dan psikologi, Barkeley menyatakan mayoritas individu tidak cukup tidur selama seminggu. Sehingga, tidur lebih lama pada hari tertentu bisa membantu menghapus beberapa utang kantuk adenosin.

Jika kamu kekurangan tidur, bangun lebih awal dari biasanya mungkin bukan strategi terbaik. Strategi yang mungkin lebih baik ialah tidur lebih lama dan memaksimalkan produktivitas di hari berikutnya.

Olahraga

Olahraga tentu sangat membantu dan berperan dalam membantu tidur yang berkualitas. “Tidur yang baik bisa karena olahraga menjadi bagian dari rutinitas harian,” kata Raphael Vallat, penulis studi lainnya.

Sarapan Karbohidrat Kompleks dan Protein Sedang

Studi menunjukkan dari semua sarapan yang telah diuji, sarapan kaya karbohidrat kompleks dan protein mampu membuat kita lebih terjaga saat pagi dan bahkan berkelanjutan sepanjang hari.

“Sarapan kaya karbohidrat bisa meningkatkan kewaspadaan, selama tubuhmu sehat dan mampu membuang glukosa secara efisien dari makanan. Itu mencegah lonjakan gula darah berkelanjutan yang menumpulkan kewaspadaan otak,” kata Vallat.

Beberapa contoh karbohidrat kompleks yang baik di antaranya buah, ubi jalar, biji-bijian dan biji chia.

Jadi intinya, untuk menjadi morning person, kamu harus mengatur jadwal tidur, olahraga, dan sarapan sehat.