in

Pekerja: Hati-hati Jebakan Self Reward

Ilustrasi pekerja harus hati-hati dengan jebakan self reward (Foto: Pexels/Karolina Grabowska)
Ilustrasi self reward (Foto: Pexels/Karolina Grabowska)

Bijak menggunakan uang merupakan keharusan bagi para pekerja alias ‘budak corporate’. Jangan mudah terjebak dengan mengatasnamakan Self Reward.

Generasi pekerja yang tidak mampu mengendalikan nafsu belanjanya. Maka gaji sebulan hanya akan numpang lewat. Alias satu bulan bekerja habis buat belanja.

Self reward boleh saja, asal tidak membuat boncos pemasukan. Generasi milenial harus tahu batasan memanjakan diri agar seimbang pemasukan dan belanja.

Jika dihitung rata-rata gaji upah minimum regional (UMR) di Provinsi DKI Jakarta Rp5 Juta per bulan misalnya. Artinya si pekerja dibayar dengan Rp28 ribu per jam kerja.

Lantas apa saja yang bikin boncos penghasilan jika generasi pekerja tidak paham self reward? Dikutip dari @Gatherich berikut 3 jebakan self reward yang bikin apes generasi pekerja.

Smartpone Mahal

Sebuah smartphone mahal dihargai Rp15 juta per unit. Maka untuk memiliki smartpohne itu, seorang pekerja harus membayar dengan rata-rata 536 jam kerja.

Tas Branded

Kaum hawa pasti tidak jauh-jauh dari barang berharga satu ini yaitu tas branded. Seandainya sebuah tas merk terkenal dihargai Rp4 juta maka dipastikan generasi pekerja akan membayar setara 149 jam kerja.

Makan-makan Mewah

Membiasakan diri makan-makan di tempat mahal juga bikin boncos penghasilan bulanan. Katakanlah budget satu kali makan di restoran mahal Rp1,5 juta. Maka generasi pekerja harus membayar setara 56 jam kerja.

Masih mau hasil kerja kerasmu hanya diganjar barang-barang mewah tapi tidak produktif?

Coba generasi pekerja berpikir ulang. Sebab masih banyak hal-hal prioritas yang harus dicapai. Sehingga hasil kerjanya bisa dinikmati di hari tua.