Air selalu dibutuhkan dalam hampir seluruh aspek kehidupan manusia. Air juga menjadi kebutuhan utama yang untuk memenuhi kebutuhan makan, membersihkan diri dan masih banyak lainnya. Meski sangat penting, namun asal usul air masih sering diperdebatkan.
Banyak hipotesa yang beredar, salah satu yang dinilai masuk akal adalah yang diungkap oleh Organov dan rekan-rekannya yang dipimpin oleh Profesor Xiao Dong dari Universitas Nankai. Menurut sekelompok peneliti tersebut, air berasal dari masa ketika Bumi masih sangat muda. Bumi saat itu masih sangat berapi-api dan dibombardir oleh asteroid serta planet bernama Theia.
Melalui proses metodologi yang disebut dengan Universal Structural Predictor: Evolutionary Xtallography (USPEX), Organov dan timnya kemudian menemukan bahwa ada senyawa kimia yang dinilai menjadi sebab melimpahnya air di bumi.
Senyawa kimia tersebut bernama Magnesium Hidrosilikat. Senyawa ini disebut sebagai produk kondrit yaitu batuan meterorit yang bisa ditemukan di sebagian besar planet berbatu. Saat kemudian suhu Bumi mendingin, inti besi terbentuk di pusat planet yang kemudian memindahkan Magnesium Hidrosilikat ke suhu yang kebih dingin di dekat permukaan bumi.
Di sini, senyawa tersebut rusak dan melepaskan airnya. Dikutip dari laman Advanced Science News, seiring berjalannya waktu, air tersebut mengalir ke permukaan planet bumi, kemudian menyatu dan menjadi lautan luas yang kita kenal sekarang.