in ,

Ini Penjelasan ilmiah Mengapa Patah Hati Terasa Sangat Menyakitkan

Alasan ilmiah mengapa patah hati bisa sangat menyakitkan.

Euforia jatuh cinta memang amat menyenangkan, tetapi resiko patah hati juga mendatangkan banyak sekali luapan emosi negatif. Sains punya penjelasan mengapa patah hati terasa begitu menyakitkan atau bahkan bisa mendatangkan efek negatif pada tubuh seseorang.

Hal ini dikarenakan ketika patah hati, luapan emosi negatif dipengaruhi oleh peningkatan hormon stres bernama kortisol, adrenalin, dan non adrenalin. Ditambah lagi, pada proses ini penurunan hormone bahagia seperti serotonin, dan oksitosin juga terjadi pada tubuh.

Hal inilah yang menjadi alasan mengapa patah hati terasa sangat menyakitkan bahkan tak cuma berdampak pada emosi tetapi juga berdampak pada gejala fisik yang menyebabkan orang sakit.

“Saat kamu jatuh cinta, ada pencurahan hormon secara alami. Ini termasuk hormone oksitosin, hormone dopamine. Tetapi ketika patah hati, kadar kedua hormon ini akan turun. Sementara itu pada saat yang sama ada peningkatan hormon yang bertanggung jawab atas stres seperti hormon kortisol. Tingkat hormon kortisol yang meningkat dapat berkontribusi pada kondisi seperti tekanan darah tinggi, jewarat, dan peningkatan kecemasan,” kata Dr. Deborah Lee.

Selain itu, penolakan sosial seperti putus cinta juga mengaktifkan area otak yang berhubungan dengan rasa sakit fisik. Dikutip dari laman Live Science, seorang piskolog klinis, Eric Ryden mengatakan bahwa patah hati dianggap mellibatkan mekanisme saraf yang sama dengan rasa sakit fisik.