Penelitian mengenai jamur masih terus dilakukan di University of Kansas. Tetapi, meski masih terus dilangsungkan, penelitian ini telah membantu mengubah sampah plastik dari Samudra Pasifik menjadi komponen utama dalam industri obat-obatan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kimia-biologis untuk mengubah politilen menggunakan jamur tanah yang bernama Aspergilus Nidulans yang telah diubah secara genetik. Hasil penelitian ini kemudian ditulis dalam sebuah makalah berjudul Conversion of Polyethylenes into Fungal Secondary Metabolies.
Tahap yang dilakukan oleh para peneliti dalam melakukan percobaan adalah dengan mencerna politilen dengan menggunakan oksigen dan beberapa katalis logam (bahan-bahan yang tidak mahal dan tidak berbahaya). Tahap ini kemudian mampu memecah plastik menjadi asam.
Selanjutnya, rantai panjang atom karbon yang dihasilkan dari plastik yang terurai ini diumpankan untuk dicerna oleh jamur Aspergilus yang telah dimodifikasi seacara genetik. Jamur ini dirancang untuk memetabolisme bahan tersebut menajdi senyawa aktif farmasi seperti Asperbenzaldehyde, Citreoviridin, dan Mutilin.
“Hal berbeda dari pendekatan ini adalah dua hal – bahan kimia dan jamur. Dengan banyak upaya, jamur dapat mencena bahannya. Tetapi butuh waktu berbulan-bulan karena plastik sangat sulit terurai, tetapi dengan metode ini mampu menghancurkan plastik dengan cepat. Dalam seminggu anda sudah dapat memiliki produk akhirnya,” ungkap peneliti seperti dikutip dari Science Daily.