Berolahraga seperti berlari dianggap memiliki dampak yang baik terhadap tubuh seseorang. Tetapi berlari sebaiknya tak dilakuan secara sembarangan. Sebab seberapa laju langkah Anda, seberapa sering kaki Anda menyentuh tanah, ternyata ada dampak yang dihasilkan.
Biasanya seberapa sering kaki Anda menyentuh tanah dianggap sebagai irama berlari. Menurut sains, irama berlali mengacu pada berapa banyak kaki seseorang menyentuh tanah dalam satu menit. Irama juga seringkali disebut sebagai frekuensi langkah, laju langkah, atau juga pergantian kaki kanan dan kiri saat berlari.
Tetapi, irama dalam berlari bukan hal yang sembarangan, bahkan ada dampaknya serta bisa digunakan untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi dalam tubuh.
“Dari perspektif fisiologis, irama memberitahu kita apa yang terjadi secara internal dan bagaimana menjadi pelari yang paling efekitf dan efisien,” kata John Mercer professor kinesiologi dari University of Nevada.
Misalnya, pelari cepat mungkin akan menggunakan langkah yang panjang dan irama berlari yang tinggi. Namun pelari jarak jauh mungkin akan disarankan menggunakan langkah yang lebih pendek tetapi ritma tinggi. Hal ini dapat digunakan untuk menghindari overstriding yang dapat berdampak kurang baik bagi persedian serta mendatangkan resiko cedera.
Hal ini juga diperkuat dengan temuan penelitian yang diterbitkan melalui jurnal Medicine and Science in Sports and Exercise. Menurut studi tersebut, peningkatan irama berlari 10% dapat mengurangi penyerapan energi di lutut dan pingggul.
Sedangkan peningkatan 5% mampu mengurangi beban benturan yang dilakukan oleh lutut. Yang mana memiliki beban benturan yang lebih rendah berarti akan menurunkan resiko cedera.