in

Jenis Makanan Korea yang Dimakan di Hari Spesial, Ini Filosofinya

Janchi Guksu. Foto: Mattzip.

Setiap negara tentu memiliki budaya dan tradisi yang berbeda. Sama halnya dengan Korea Selatan, ada tradisi yang mengikat masyarakatnya yang diturunkan dari leluhur hingga dilestarikan masyarakatnya.

Negeri para idol ini ternyata memiliki sejumlah makanan yang dimakan di hari khusus karena memiliki filosofis tersendiri. Ingin tahu makanan apa saja yang dimaksud? Yuk, simak uraiannya.

Makan Yeot – Sebelum Ujian

Yeot. Foto: Korea Expose.

Yeot adalah permen tradisional berbentuk stik dengan tekstur yang lengket. Camilan ini wajib dimakan sebelum ujian. Ujian penamatan sekolah, ujian masuk perguruan tinggi dan banyak lagi. Dinukil Gastro Tour Seoul, tekstur yeot yang lengket diharapkan bisa membuat materi pelajaran yang telah dipelajari tetap melekat dalam ingatan selama mengerjakan soal ujian.

Makan Sup Rumput Laut – Hari Ulang Tahun

miyeokguk atau sup rumput laut. Foto: Instagram.

Ada kebiasaan orang tua yang telah dipercaya sejak masa Kerajaan Goryeo yaitu memasak sup rumput laut untuk merayakan ulang tahun anak-anaknya. Konon, masyarakat di jaman kerajaan, mengamati paus yang suka memakan rumput laut setelah melahirkan. Masyarakat Korea mengikuti hal tersebut sebagai bentuk peringatan kelahiran anak dan penghormatan untuk ibu yang telah melahirkan.

Janchi Guksu – Hari Pernikahan

Janchi Guksu. Foto: Koreanbapsang.

Janchi guksu adalah olahan mie yang disajikan dengan kaldu ikan teri, daging, dan sayuran segar. Kudapan ini merupakan masakan khas Korea yang selalu disajikan di hari pernikahan.

Mayoritas masyarakat Korea percaya bahwa janchi guksu bisa membawa keberuntungan. Pasangan suami istri dipercaya akan memiliki kehidupan yang langgeng dan penuh kebahagiaan bila memakan janchi guksu tanpa memutus mie di hari pernikahan.

Tahu Putih – Bebas dari Penjara

Tahu putih. Foto: Shutterstock.

Keluarga atau kerabat dekat akan segera menyajikan tahu putih untuk seseorang atau teman yang dikenal baru bebas dari tahanan. Tradisi ini sudah ada sejak dinasti Goryeo. Masyarakat Korea percaya bahwa warna putih melambangkan kesucian dan proses pengolahan kedelai menjadi simbol kesalahan yang sudah dimaafkan serta diharapkan tidak terulang.