Tapak dara merupakan tumbuhan semak pendek yang termasuk jenis evergreen atau tumbuhan hijau abadi. Tanaman ini berasal dari Madagaskar tapi ini telah menyebar ke berbagai wilayah tropis di seputar dunia.
Di Indonesia sendiri tapak dara banyak ditemukan sebagai penghias pekarangan rumah dan disebut dengan beberapa nama daerah, mulai dari kembang tembaga (Sunda), hingga sindapor (Sulawesi).
Tapak dara bisa tumbuh hingga 90 cm dengan pangkal batang tegak. Tanaman ini punya cabang-cabang yang panjang dan lentur yang berwarna ungu atau hijau muda.
Daun-daun tanaman ini tumbuh berseberangan, bertangkai pendek dengan panjang 2.5 hingga 9 cm yang biasa berbentuk bulat telur dan punya ujung yang menyempit. Sementara warna daunnya hijau dengan urat-urat yang pucat.
Kelopak bunga tanaman tapak dara terdiri atas warna merah muda, putih, ungu tang berbentuk bulat panjang dengan ujung meruncing.
Tapak dara yakni sebagai salah satu tanaman obat yang paling banyak dipelajari, karena sudah ditemukan beragam jenis senyawa bioaktif yang bermanfaat di dalamnya. Ada lebih dari 130 alkaloid yang telah diidentifikasi dari ekstrak berbagai bagian tanaman hias ini.
Alkaloid adalah sekelompok besar senyawa bioaktif yang terbentuk secara alami dan pada dasarnya dihasilkan oleh tumbuhan, bakteri, jamur, dan hewan. Alkaloid memiliki beragam jenis aktivitas farkamologis, misalnya anti-diabetes, antioksidan, anti-hipertensi, anti-mikroba, dan sitotoksik.
Karena efek farmakologisnya yang kuat, alkaloid dijadikan bahan dasar dari banyak obat medis. Berbekal 130 alkaloid lebih di dalamnya, tumbuhan tapak dara pun memiliki ragam manfaat untuk kesehatan, misalnya dijadian obat kanker.