Oxytocin atau Oksitosin biasanya popular dikenal sebagai hormon cinta. Karena hormon ini yang bertanggung jawab saat manusia jatuh cinta. Tetapi lebih dari yang seringkali digembar-gemborkan, oksitosin juga terlibat dalam berbagai hal termasuk merespons stres atau membangun ikatan sosial.
Hal ini dikarenakan oksitosin diproduksi di hipotalamus tetapi dilepaskan ke aliran darah dari kelenjar pituitary terdekat, dan ditemukan di sel-sel di seluruh tubuh. Sehingga hormon ini memiliki efek yang berbeda-beda.
Fungsi yang paling popular mungkin adalah saat oksitosin memainkan peran besar dalam ketertarikan dan keterikatan dalam hubungan romansa. Seperti yang dilaporkan oleh penelitian di tahun 2022 yang dimuat di jurnal Psychoneuroendocrinology, di mana pasangan memiliki kadar oksitosin yang jauh lebih tinggi dbanding mereka yang lajang.
Tetapi selain fungsi populernya itu, oksitosin juga diketahui memiliki peran dalam mengurangi efek negatif hormon kortisol atau stres. Hal ini dibuktikan dalam sebuah penelitian ilmiah yang menemukan bahwa seminggu sebelum musim ujian berakhir, oksitosin pada para siswi wanita juga mengalami peningkatan.
Penelitian lain menyebutkan bahwa oksitosin terbukti membantu seseorang untuk mentolerir rasa sakit dengan lebih baik. Hal ini didasarkan pada data yang diungkap oleh Current Pharmaceutical Design yang menemukan bahwa analgesik, ansiolitik dan antidepresan menjadikan oksitosin sebagai bentuk pereda nyeri.