Bika Ambon juga disebut kue Bingka, tekstur bagian dalamnya sangat lembut dan memiliki banyak rongga seperti sarang lebah. Sebenarnya kue bika berwarna kuning dengan rasa manis dengan aroma pandan yang kuat. Namun saat ini ada berbagai varian warna dan rasa yang bisa dipilih, seperti rasa keju, durian, dan coklat.
Nama bika Ambon memang unik. Karena meski ada tulisan Ambon di namanya, kue ini merupakan oleh-oleh kuliner khas Medan, bukan Maluku. Lalu bagaimana kue bika bisa disebut bika Ambon?
Dahulu kawasan Medan Amplas di sebelah barat sungai, merupakan kawasan yang memiliki pabrik pengolahan lateks. Sedangkan di bagian timur sungai banyak terdapat perumahan atau barak pekerja, serta perkebunan tembakau dan kakao. Oleh karena itu disebut sebagai daerah kebon.
Kawasan kebon ini memproduksi kue bika dan memasarkannya ke wilayah pusat kota seperti Kesawan, Perniagaan, Kereta Api, dan sekitarnya. Dan pada saat itu orang Belanda yang berada di daerah tersebut menyukai kue tersebut.
Setelah kue Bika semakin populer, kue ini semakin populer dan dibuat oleh banyak orang dari daerah Amplas Kebon. Sehingga kue tersebut dikenal dengan nama Bika Amplas Kebon.
Agar lebih mudah diucapkan, kata Amplas Kebon kemudian disingkat menjadi Ambon. Sehingga menjadi sebuah kue bernama Bika Ambon.
Bahan:
- 340 ml santan
- ½ sdt bubuk kunyit
- 10 lembar daun jeruk purut remas
- 170 gram gula
- 1 sdt ragi
- 170 gram tepung tapioka
- ½ sdt garam
- 6 telur besar
Cara membuat:
- Tuangkan santan dan tambahkan bubuk kunyit, daun jeruk purut, dan gula. Didihkan dengan api kecil selama 3 menit, aduk hingga rata. Biarkan memanas tapi jangan sampai mendidih. Angkat.
- Biarkan dingin hingga hangat. Masukkan ragi dan diamkan selama 15 menit hingga adonan mulai berbusa. Buang daun jeruk purut.
- Masukkan tepung tapioka, garam, dan telur dalam mangkuk. Aduk perlahan agar tercampur rata.
- Perlahan tambahkan santan dan campuran ragi dan aduk perlahan sampai adonan halus. Tutup dengan cling wrap dan diamkan selama 3 jam dalam suhu ruangan.
- Setelah siap, akan ada gelembung di seluruh adonan yang menandakan bahwa ragi sudah aktif.
- Panaskan oven 165 °C. Dengan menggunakan loyang roti, olesi loyang dengan sedikit minyak dan lapisi seluruh loyang dengan kertas perkamen.
- Aduk perlahan adonan untuk mencampur bahan dengan baik lagi lalu tuangkan adonan ke dalam panci.
- Panggang selama 50 menit atau 1 jam. Untuk menguji apakah kue sudah siap, kue tidak boleh bergoyang saat kamu menggoyangkan loyang.
- Panggang dengan api kecil hingga agak kecoklatan di atasnya. Perhatikan prosesnya dengan hati-hati untuk memastikan bagian atasnya tidak gosong.
- Angkat dengan hati-hati dari oven dan diamkan selama 15 menit sebelum mengeluarkan kue dari loyang. Iris kue setelah dingin dan nikmati dengan secangkir teh.