Platform OTT (Over The Top) Netflix menjelma menjadi sebuah aplikasi layanan film berbayar yang dapat dengan mudah dinikmati. Hanya dengan menggunakan smartphone, banyak film-film yang dapat ditonton melalui aplikasi Netflix.
Berdasarkan data dari Google Play Store, Netflix sudah diunduh lebih dari 1 miliar pengguna di dunia. Aplikasi yang bermarkas di Los Gatos, California, Amerika Serikat tersebut, menurut data dari macro trends, memiliki 12.800 karyawan per Desember 2022.
Saat ini, Netflix memiliki 30 kantor cabang yang tersebar di benua Eropa, Amerika, Asia, dan Amerika Latin.
Dengan banyaknya pengguna Netflix, pada tahun 2022 Netflix berhasil membukukan pendapatan sebesar US$31,6 miliar atau setara dengan Rp474 triliun (kurs US$1 = Rp15.000).
Dengan pendapatan tersebut Netflix berhasil mencatatkan laba bersih sebesar US$4,4 miliar atau setara dengan Rp66 triliun.
Hal tersebut mencerminkan harga saham Netflix secara Year To Date (YTD) naik sekitar 175%. Saat ini saham Netflix diperdagangkan di bursa saham Nasdaq.
Netflix mencatatkan sahamnya pertama kali tanggal 29 Mei 2022 dengan harga US$15.00 per lembar saham. Kini harga saham Netflix per tanggal 16 Februari 2023 mencapai US$350.71.
Jatuh bangun profit Netflix
Meski masih menjadi salah satu platfrom OTT yang paling banyak digandrungi, nyatanya Netflix juga mengalami jatuh bangun. Menurut data Business of Apps, Netflix mengalami penurunan pendapatan pada 2022 lalu dengan nilai US$4,4 miliar.
Ini merupakan penurunan pendapatan pertama kalinya bagi Netflix dalam 10 tahun terakhir, terhitung sejak 2012.
Hal ini pada akhirnya membuat Netflix harus mengurangi dana yang digelontorkan untuk produksi konten. Pada 2021 lalu, Netflix menggelontorkan dana sebesar US$17,7 miliar yang kemudian berkurang menjadi US$16,8 miliar di tahun berikutnya.
Tak hanya itu, jumlah pelanggan Netflix pun tercatat berkurang pada paruh pertama 2022. Beruntungnya, angka ini kembali ke tren positif di paruh kedua dan ketiga tahun 2022.
Fluktuasi perkembangan Netflix ini sedikit banyak dipengaruhi oleh menjamurnya platform OTT yang juga bersaing untuk menghadirkan konten berkualitas secara global, seperti Disney+ dan HBO Max.