in

Ini Dia Profil ‘The Next Decacorn’ Asal Indonesia!

Vidio. Foto: vidio.com

Saat ini Indonesia memiliki dua startup yang nilainya di atas US$10 miliar atau setara dengan Rp150 triliun (kurs US$ 1 = Rp. 15.000), yang biasa disebut sebagai startup ‘decacorn’. Perusahaan tersebut, yaitu Goto dan J&T Express. Dengan status ‘decacorn’ yang disandang kedua startup tersebut, menjadikan GoTo & J&T Express sebagai perusahaan yang diminati konsumen dan investor.

Memang status decacorn tidak menjadikan sebuah perusahaan memiliki tingkat profibilitas yang tinggi. Bahkan GoTo, menurut laporan keuangan perusahaan periode September 2022, masih mengalami kerugian. Terlihat dari pendapatan bersih yang berhasil dibukukan GoTo sebesar Rp. 7,9 triliun, perusahaan yang menaungi Gojek dan Tokopedia tersebut masih mengalami kerugian yang cukup dalam sebesar Rp. 20 triliun.

Artinya status decacorn tidak menjamin apapun terkait pendapatan dan keuntungan sebuah startup. Setelah nama besar J&T Express sebagai jasa pengiriman barang dan GoTo yang dikenal sebagai ‘One Stop Apps’, ada startup baru yang dikabarkan segera menjadi ‘The Next Decacorn’ di Indonesia. Startup tersebut adalah Vidio yang dikendalikan oleh PT. Surya Citra Media Tbk. atau SCMA.

Vidio merupakan layanan video on demand berbasis iklan dan langganan. Vidio sendiri memulai kegiatan operasionalnya sejak tahun 2018. Disokong oleh grup besar Emtek yang notabene merupakan pengendali SCMA, Vidio disebut-sebut sebagai Netflix-nya Indonesia.

Vidio mengklaim saat ini mereka memiliki lebih dari 65 juta pelanggan. Saat ini Vidio juga sudah menyandang status sebagai unicorn dengan valuasi lebih dari US$ 1 miliar. Dan akan terus bertambah seiring bertambahnya jumlah pelanggan dan banyaknya ketertarikan dari sejumlah investor.

Mengutip dari laporan keuangan Vidio bulan September 2022, Vidio berhasil membukukan pendapatan bersih sebesar Rp. 544 miliar dan masih mengalami kerugian sebesar Rp438 miliar.

Tentu angka tersebut menjadi sangat menarik bagi sejumlah investor, karena dengan waktu 4 tahun saja, Vidio dengan cepat menjelma sebagai layanan OTT yang mampu menayangkan sejumlah acara yang berkualitas. Sebut saja, seperti Olimpiade Tokyo, Piala Dunia 2022, Liga Inggris dan acara-acara besar lainnya.

Saat ini, SCMA masih menjadi pengendali Vidio dengan menggenggam 79,37% kepemilikan saham Per September 2022. Selain itu ada investor lain, seperti Bali United, Grup Sinar Mas, Affinity Equity Partners, dan Grab.