“Oh tidak! Garis-garisku hilang,” teriak Zebra saat bangun suatu pagi. Dia mencari garis-garisnya, tetapi tidak ada di mana-mana.
Zebra bertanya kepada teman-temannya apakah mereka melihat garis-garisnya, tetapi mereka semua mengatakan tidak.
Zebra sangat kesal sehingga dia memutuskan untuk melakukan perjalanan untuk menemukan garis-garisnya. Dia mencari di lembah dan di bukit, tetapi dia tidak dapat menemukannya di mana pun.
Tanpa belang, Zebra bukanlah zebra. Dia kehilangan identitas dan dia merasa seperti kuda, bukan Zebra…
Akhirnya, setelah berhari-hari mencari, Zebra menemukan garis-garisnya. Mereka bersembunyi di sebuah gua.
“Itu dia! Aku sudah mencari kalian ke mana-mana,” kata Zebra.
“Zebra, kami sangat senang kamu akhirnya menemukan kami,” jawab garis-garisnya. “Kami mulai khawatir kita tak pernah bertemu lagi.”
Setelah diingat-ingat, garis-garis zebra melarikan diri ke gua karena kaget mendengar sebuah petir yang amat besar. Suaranya sangat mengelegar hingga garis-garis itu lari pontang-panting ketakutan.
“Aku tidak akan pernah bisa kehilangan kalian lagi!” kata Zebra.
.
.
.