Retak.
Itu yang selalu ada di hatiku setiap kali aku melihatmu.
Kau selalu menjadi pusat perhatian, selalu mendapatkan apa yang kau inginkan.
Betul, kau adalah sahabatku dan kau selalu ada di sampingku saat aku membutuhkan. Tapi tanpamu aku bukan siapa-siapa karena semua lampu sorot selalu ada padamu.
Sekarang, aku tak ingin membutuhkanmu. Aku akan melakukan semuanya sendiri.
“Mau ke mana?” tanya Rina sahabat sekaligus teman sekolahku.
Aku menoleh dan menatapnya, “Hmm.. sepertinya tidak ada tempat yang ingin kutuju,” jawabku dengan sedikit ragu.
“Loh, padahal barusan saja kau bilang ingin pergi ke kafe,” sambil menatapku penuh tanda tanya.
Aku menggeleng, “Tidak, aku tidak ingin pergi ke kafe,” jawabku sedikit menyebalkan. Rina mendesah, “Oke deh, aku tidak akan memaksamu,” ucapnya sambil berbalik dan mulai berjalan menjauh dariku.
Aku berjalan pulang sendirian dari sekolah. Aku tidak peduli apa yang orang-orang pikirkan tentangku, aku tidak peduli jika mereka mengatakan aku aneh atau tidak memiliki teman.
Aku tidak membutuhkan mereka, aku bisa hidup sendiri.
.
.
.