“Foto itu membuatku tidak bisa tidur selama beberapa hari. Aku benar-benar tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi,” ungkap fotografer muda itu.
Ia menatap foto hitam putih di hadapannya dengan ekspresi heran. Foto itu diambilnya dari sebuah lorong gelap.
Ada bayangan aneh di situ, tapi dia tidak bisa menjelaskannya.
“Apa sebenarnya itu? Aku tidak bisa menduga-duga,” lanjutnya.
Ia mendekatkan foto itu dan menatapnya lebih teliti. Ia berusaha mencari jawaban, tapi tidak ada satupun yang bisa ia temukan.
Foto itu diambil dari jarak yang cukup dekat, sehingga rinciannya begitu jelas.
Sementara itu, teman fotografer muda itu, seorang wanita, berusaha menenangkannya.
“Mungkin itu hanya hasil dari eksposur yang tidak tepat. Pasti ada jawaban yang logis,” ungkap wanita itu.
Tapi fotografer muda itu tidak mau menyerah. Ia berpikir bahwa foto itu pasti punya makna tertentu. Ia yakin bahwa di lorong gelap itu pasti ada sesuatu yang aneh.
“Aku akan pergi kembali dan mengambil foto lagi. Aku yakin pasti ada yang aneh di sana,” ungkapnya.
“Baiklah, aku akan ikut denganmu,” jawab wanita itu.
Keesokan harinya, mereka berdua kembali ke lorong gelap itu. Ia mengambil foto dari jarak yang sama dengan sebelumnya.
Begitu pulang, dia meneliti lagi foto-foto baru yang dia ambil. Dia terus memperbesar foto itu di komputer, memperbesar dan memperbesar lagi.
Dan di situ muncul jawabannya: tampak sesosok anak laki-laki di ujung lorong menatapnya dengan senyum yang menyeringai.
.
.
.