IQ atau Intelligence Quotient awalnya dirancang sebagai skor objektif untuk mengidentifikasi mereka yang butuh bantuan edukasi. IQ pertama kali diciptakan pada tahun 1912 di Eropa. Tetapi, meski hingga saat ini skor IQ masih sering digunakan, ada banyak ilmuwan yang mempertanyaakan validitasnya.
Beberapa menganggap bahwa IQ mungkin tidak memperhitungkan banyak aspek kecerdasan lain seperti kamampuan sosial, musik, dan matematika.
Menariknya, banyak negara yang menunjukan peningkatan skor IQ hingga 3 poin per dekade (nilai rata-rata). Negara-negara tersebut adalah Eropa Barat, Korea Selatan, dan Jepang. Para ahli menganggap bahwa ini adalah dampak dari perbaikan nutrisi, kualitas pendidikan, dan minimnya penyakit menular.
Pertanyaanya adalah bisakah skor IQ ditingkatkan?
Pada kenyataanya meningkatkan IQ sangat amat tidak mudah. Science Focus mengungkap bahwa ada satu studi jangka panjang yang menemukan bahwa bahkan latihan intensif selama 5 tahun pada masa bayi hanya mampu meningkatkan skor IQ beberapa poin saja.
Namun, jika Anda ingin meningkatkan kecerdasan menyeluruh dibanding hanya fokus pada IQ, Anda bisa menempuh beberapa cara seperti yang diungkap oleh survei Imperial College London.
Studi yang dilakukan terhadap 250.000 orang ini menemukan bahwa mereka yang banyak membaca memiliki skor lebih tinggi pada kecerdasan verbal dan pemain game mendapat skor tinggi untuk kerja memori.
Sedangkan penguat kecerdasan paling efektif lainnya adalah berolahraga. Olahraga dapat meningkatkan kadar faktor neurotropik yang diturunkan dari otak, sebuah hormon penting yang membantu terbentuknya koneksi sel baru di otak.