Kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) belakangan ini menjadi topik pembicaraan. AI sejatinya merupakan kecerdasan manusia yang disimulasikan atau dimasukkan ke dalam suatu sistem komputer. Dengan adanya AI, banyak pekerjaan yang sangat terbantu untuk memecahkan masalah. Sebut saja, Desainer Grafis, Desainer Interior, Pengusaha, Arsitek, hingga Pengacara.
Di sisi lain, AI mengancam milyaran manusia di dunia khususnya soal pekerjaan. AI dapat menyebabkan PHK besar-besaran yang kemudian meningkatkan pengangguran di mana-mana. Karena AI akan menggantikan banyak pekerjaan orang di dunia. Belum lagi, AI bisa menurunkan tingkat kreativitas seseorang. Orang akan cenderung malas dan mengandalkan kecerdasan buatan.
Hal itu tidak berlaku bagi perusahaan-perusahaan besar yang melihat potensi pundi-pundi uang melalui AI. Berdasarkan laporan Grand View Research, tren AI akan terus bertumbuh mulai tahun 2023 hingga tahun 2030.
Pertumbuhannya diprediksi mencapai 37,3% dengan nilai sebesar $1,81 triliun. Salah satu yang menjadi acuan adalah kala Microsoft memberikan ‘dana segar’ sebesar $10 miliar ke OpenAI, perusahaan yang membuat ChatGPT.
Selain itu, Google juga sedang mengembangkan bernama Bard Chatbot. Bahkan hal itu berdampak signifikan pada nilai pasar Google yang mencapai $100 miliar. Investasi perusahaan-perusahaan teknologi khususnya Microsoft dan Google untuk menciptakan AI, tampaknya merupakan hal yang serius. Implementasi AI harus dilakukan penyaringan oleh setiap Pemerintah, agar tidak merusak generasi yang akan datang.