Meski tumbuhan tidak memiliki telinga seperti manusia, uniknya mampu merespons getaran suara dan membuat perubahan dari segi fisiologis berdasarkan sinyal yang ditangkap. Meski sedikit berbeda, tanaman mampu menangkap suara dalam dua jenis.
Jenis suara yang pertama adalah suara sebagai getaran langsung. Contoh dari suara jenis ini adalah ulat yang tengah mengunyah daun. Tumbuhan bisa mengetahui dan merasakan pola dan ritme saat ulat mengunyah.
Bentuk suara yang kedua adalah suara sebagai getaran yang merambat melalui suatu medium. Medium yang dimaksudkan bisa berupa tanah dan udara. Tumbuhan juga dianggap bisa merasakan tetesan air di tanah dan dengungan serangga.
Sebuah penelitian pernah dilakukan untuk membuktikan bahwa tanaman dapat mendengar suara. Penelitian ini juga mencari tahu apa dampaknya jika tumbuhan mampu mengenali suara.
Penelitian ini dilakukan oleh University of Missouri yang merekam suara ulat saat mengunyah daun. Rekaman suara ini kemudian diputar kembali. Hasilnya, tanaman yang terpapar suara ini kemudian mengeluarkan zat kimia bernama glukosinolat dan antosianin. Menariknya, kedua zat ini berfungsi melindungi tanaman dari serangan herbivora.
Dikutip dari laman Science ABC, respon tanaman juga akan berbeda seiring terjadi perbedaan suara yang didengar. Misal ketika terkena suara angin, tanaman tidak menunjukan peningkatan produksi bahan kimia di atas.
Hal ini menambahkan bukti soal kemampuan tumbuhan mengenal suara berbeda. Penelitian lain yang dilakukan di Israel menemukan bahwa bunga beach evening primrose, setelah mendengar suara lebah mendengung selama 3 menit, akan menghasilkan nektar yang jauh lebih manis.