in

10 Hal yang Sebaiknya Tak Dilakukan di Bali Versi Kahi Eks After School

Kahi eks After School (Foto: YouTube @KahiVibeS)
Kahi eks After School (Foto: YouTube @KahiVibeS)

Kahi eks After School berbagi soal tips liburan ke Bali. Seperti diketahui, ibu dua anak tersebut telah 4 tahun menetap di Bali setelah menikah. Tak heran jika Kahi tahu betul seluk beluk kebiasaan dan budaya orang Bali.

Nah, kali ini, Kahi memberikan tips soal hal-hal yang sebaiknya tidak dilakukan saat berkunjung ke Bali. Yuk, simak!

Meninggalkan barang bawaan

Saat berkunjung ke restauran di Bali, Kahi menekankan pentingnya untuk tidak meninggalkan barang bawaan di meja saat kamu hendak ke toilet atau pergi sebentar. Jika kamu menetap di hotel dan sedang keluar, pastikan menyimpan uang dan barang berharga lainnya di tempat yang aman.

Untuk mengantisipasi aksi jambret, Kahi juga menyarankan untuk meletakkan tas di depan badan saat mengendarai motor.

Menginjak canang

Kahi juga mengimbau bagi turis atau pendatang untuk tidak menginjak canang, yakni persembahan yang dilakukan oleh umat agama tertentu di Bali. Ia tahu bahwa hal tersebut dianggap sakral bagi warga setempat.

“Setelah hampir 4 tahun menetap di Bali, aku jadi mengapresiasi dedikasi dan ketaatan (mereka) dalam bentuk doa dan persembahan,” katanya.

Membayar dengan tangan kiri

Mungkin kamu sudah terbiasa menggunakan tangan kanan setiap kali berinteraksi dengan orang lain. Namun, budaya yang sama belum tentu berlaku di Korea ataupun negara-negara lainnya. Oleh karena itu, Kahi menekankan pentingnya untuk melakukan segala sesuatu dengan tangan kanan di Bali, terutama ketika memberikan uang kepada orang lain.

Mengemudi sendiri

Kahi menyadari bahwa motor menjadi transportasi utama di Bali. Oleh karenanya, banyak pendatang yang baru belajar naik motor saat tiba di Bali. Menurutnya, hal itu bisa berbahaya. Sebagai alternatif, ia menyarankan bagi turis untuk menggunakan aplikasi transportasi daring

Tidak mengecek bill

Selanjutnya, Kahi mengimbau untuk selalu teliti mengecek tagihan maupun struk pembayaran. Berdasarkan pengalamannya, kemungkinan eror atau tagihan yang lebih dari semestinya bisa saja terjadi.

“Aku sering ke pasar grosir yang menjual produk-produk organik. Di tempat tersebut, kamu membayar produk berdasarkan beratnya. Satu hari, harga yang harus aku bayarkan lebih banyak dari yang seharusnya. Jadi, aku mengecek kembali bill secara teliti.”

Tidak teliti memeriksa uang

Saat menukarkan uang di money changer, mungkin ada di antara kamu yang tak teliti dan langsung menerimanya begitu saja. Menurut Kahi, kebiasaan tersebut tidak boleh dilakukan. Harus lebih teliti, ya, soal berapa uang yang kamu terima berdasarkan kurs mata uang yang sedang berlaku!

Tak sedia payung atau jas hujan

Soal cuaca, Kahi juga menyebut bahwa cuaca di Bali sangat tak terduga. Terlebih, beberapa waktu belakangan, Bali kerap diguyur hujan. Oleh karena itu, ia menyarankan untuk selalu membawa payung atau jas hujan saat berpergian.

Tak memerhatikan kebersihan dan air

Percaya atau tidak, ada terminologi ‘Bali Belly’ yang populer di kalangan wisatawan dan turis. Hal ini merujuk pada kondisi sakit perut yang kerap menyerang pendatang begitu menginjakkan kaki di Bali.

Nah, Kahi menyarankan untuk lebih memerhatikan air minum aaat berada di Bali. Cobalah untuk minum hanya dengan air kemasan. Selain itu, pastikan peralatan makan yang hendak kamu gunakan di restauran atau kafe sudah bersih. Jika perlu, rendam utensil dengan air hangat sebelum makan.

Buang sampah sembarangan

Kahi juga menyebut bahwa terdapat banyak sampah di pantai Bali. Untuk mengatasi hal ini, ia menekankan kepada pendatang untuk tidak membuang sampah sembarangan, terutama di area pantai.

“Kalau kia tidak bisa membantu membersihkan semua smapah, setidaknya kita bisa berhati-hati untuk tidak menambah sampah ke laut.”

Menyentuh monyet

Di beberapa daerah di Bali, seperti Ubud, Jimbaran, dan Uluwatu terdapat banyak monyet liar yang berkeliaran. Meski lucu dan menggemaskan, namun monyet tersebut kerap bersikap agresif dan bisa saja melukai manusia. Oleh karena itu, Kahi mengimbau untuk tidak sembarangan menyentuh monyet liar.