in

Mengenal Teknologi LRB, Bikin Bangunan jadi Tahan Gempa

Proyek LRT Jabodebek. Foto: Good News From Indonesia

Gempa bumi merupakan bencana alam yang tidak bisa dihindarkan. Indonesia merupakan salah satu negara yang sering mengalami gempa bumi.

Mengutip dari Indonesia Baik, menurut Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, bahwa wilayah Indonesia yang rawan gempa dan tsunami, di antaranya Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, Banten, Jateng, Yogyakarta, Jatim, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulut, Sulteng, Sulsel, Maluku Utara, Maluku Selatan, Biak, Yapen, dan Fak Fak di Papua serta Balikpapan.

Artinya, hampir setengah wilayah di Indonesia berpotensi terkena gempa bumi. Belum lagi letak geografis Indonesia berada di Ring of Fire (cincin api).

Ring of fire sendiri merupakan titik bertemunya lempeng tektonik di sepanjang Samudera Pasifik. Sewaktu-waktu lempengan tersebut dapat berbenturan yang menyebabkan negara-negara di wilayah tersebut dapat terkena gempa bumi dan letusan gunung merapi.

Negara Jepang menjadi salah satu negara yang sering terkena gempa bumi. Untuk mengantisipasi hal tersebut, Jepang menggunakan teknologi Lead Rubber Bearing atau LRB untuk bangunan perumahan maupun perkantoran. LRB merupakan teknologi tahan gempa yang menempatkan karet atau bantalan khusus di tengah bagian suatu konstruksi. 

LRB sering digunakan untuk proyek konstruksi jembatan, gedung perkantoran hingga apartemen. Fungsi dari LRB adalah saat bangunan terkena getaran akibat gempa bumi, LRB bisa menahan sekitar 25%-65% getaran karena bahannya yang membuat kaku suatu bangunan. Mengutip dari Jurnal Teknik Sipil Universitas Islam Lamongan, LRB hanya dapat diaplikasikan pada konstruksi yang menggunakan baja atau beton.

Di Indonesia sendiri, teknologi LRB sudah diaplikasikan ke proyek LRT Jabodebek. Kementerian PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat) mendorong agar proyek pembangunan gedung tinggi untuk mulai menggunakan teknologi LRB.