Nyamuk mungkin jadi serangga paling dibenci oleh semua orang. Mereka menyebabkan rasa gatal, kulit yang bentol, dan memerah. Tetapi, apa sebenarnya yang menyebabkan bekas gigitan nyamuk membengkak dan terasa sangat gatal?
Sebelumnya, perlu diketahui bahwa nyamuk, entah betina atau jantan sebenarnya memakan sari tanaman dan nektar. Hanya saja, nyamuk betina memiliki anatomi khusus yang bisa digunakan untuk menembus kulit manusia untuk mendapatkan darah.
Nyamuk-nyamuk betina ini membutuhkan lipid dan protein yang ditemukan dalam darah, untuk bisa terus bereproduksi dan menciptakan keturunan dalam jumlah besar.
Ketika nyamuk betina ini hinggap di kulit, ia akan menggunakan stylet makan untuk menembus pembuluh darah. Caranya adalah dengan memasukan dua tabung yang berbentuk jarum yang sangat kecil ke dalam kulit.
Dikutip dari laman Science ABC, salah satu tabung tersebut bernama hipofaring dan berfungsi memompa air liur si nyamuk. Fungsinya adalah sebagai koagulam pada titik tusukan yang berguna untuk mencegah lubang kecil tusukan tertutup, sehingga nyamuk akan mendapatkan makananya. Sedangkan tabung lain (labrum) akan bekerja menyedot darah.
Nah, masalahnya adalah, air liur nyamuk itu adalah benda asing bagi tubuh. Yang mana benda tersebut juga penuh dengan enzim dan protein yang dianggap asing. Sehingga, sebagai respon, sistem kekebalan tubuh akan memperlakukan air liur nyamuk sebagai alergen,
Akhirnya, tubuh akan merespon dengan mengirim immunoglobulin ke tempat yang terkena air liur nyamuk. Zat tersebut lalu mulai memecah sel mast dan melepaskan histamin, zat yang bertanggung jawab menyembuhkan luka dan melindungi diri dari patogen.
Tetapi zat ini juga mendatangkan efek samping seperti sensasi rasa gatal. Nah itulah yang kemudian menyebabkan rasa gatal saat kita tergigit nyamuk. Ditambah lagi jika Anda menggaruknya, maka akan terjadi peradangan di area tersebut dan menyebabkan benjolan.