in

4 Jenis Investasi di Sektor Perkebunan yang Murah dan Menguntungkan

Tanaman kopi robusta Sorong, Papua, dibiarkan tumbuh liar tanpa perlakuan istimewa. Foto: Sutterstock

Saat ini, masyarakat Indonesia mulai terbuka dengan literasi keuangan terutama investasi. Kalangan anak muda menjadi penyumbang terbesar investor yang ada di Indonesia. Menurut data dari PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) bulan Juli 2022, jumlah investor di pasar modal mencapai 4 juta orang. Di mana, sejumlah 81,64% didominasi oleh investor berusia di bawah 40 tahun atau gen z. Angka 4 juta juga mengalami peningkatan sebesar 15,96% dari tahun sebelumnya.

Hal itu menunjukkan bahwa tingkat literasi keuangan di Indonesia semakin meningkat. Belum lagi banyaknya tersedia jenis-jenis investasi yang menarik dan menguntungkan. Sebut saja seperti investasi saham, obligasi, properti, hingga kripto.

Masyarakat juga dimudahkan dengan adanya modal investasi yang sangat murah. Sebagai contoh, dengan uang Rp100.000, masyarakat dapat membeli saham perusahaan di Bursa Efek Indonesia.

Berbicara mengenai investasi, properti terutama tanah menjadi salah satu investasi yang sudah ada sejak puluhan tahun lalu dan harganya nyaris tidak pernah turun. Investasi tanah menjadi investasi yang paling aman dan menguntungkan.

Namun, investasi tanah terkadang sangat sulit bagi kalangan anak muda karena harga tanah semakin mahal. Belum lagi banyaknya persyaratan yang harus dipenuhi untuk memiliki satu bidang tanah.

Selain tanah, banyak jenis investasi ‘lama’ yang aman dan menguntungkan. Salah satunya investasi di sektor perkebunan. Masyarakat yang ingin berinvestasi di sektor perkebunan, tidak harus memiliki tanahnya. Mereka bisa bekerja sama atau bagi hasil.

Berikut ini Haluan Lifestyle merangkum beberapa jenis investasi di sektor perkebunan yang masih menjanjikan di tahun 2023:

Jati

Pohon jati atau kayu jati (hasilnya) disinyalir merupakan salah satu jenis instrumen investasi yang tak lekang oleh waktu. Pemanfaatan kayu jati hingga saat ini masih dibutuhkan masyarakat. Biasanya kayu jati digunakan untuk bahan bangunan, kusen, maupun furnitur. Kekuatan dan keawetan jati merupakan faktor kenapa jati masih diminati hingga saat ini.

Investasi pohon jati memang memakan waktu yang sangat lama, bisa 10-20 tahun. Tetapi, satu pohon jati bisa menghasilkan puluhan juta bahkan ratusan juta rupiah. Sedangkan banyak investor yang memiliki puluhan pohon jati dalam satu bidang tanah.

Umbi dan Buah

Selain pohon jati, pohon atau tanaman umbi-umbian dan buah-buahan menjadi salah satu investasi di sektor perkebunan yang menguntungkan. Tanaman umbi-umbian, seperti kentang, singkong, jahe dan sejenisnya bisa menjadi pilihan investasi di sektor perkebunan. Kemudian untuk jenis pohon buah-buahan, seperti pisang, cabai, durian, dan lain-lainnya juga bisa menjadi pilihan.

Menariknya, investasi pada pohon umbi-umbian dan buah-buahan bisa dilakukan di tanah seluas 100-200 meter persegi saja. Dan hanya membutuhkan modal di bawah Rp50 juta.

Karet

Pohon karet menjadi salah satu jenis investasi di sektor perkebunan yang dapat dikategorikan sebagai investasi yang mahal. Karena pohon karet memerlukan perawatan untuk bisa memproduksi sampai 30 tahun. Tidak seperti pohon jati, karet memiliki waktu panen yang lebih cepat, sekitar 5-10 tahun.

Karena biaya investasinya mahal, hasil dari pohon karet bisa hingga miliaran rupiah. Karena getah pohon karet bisa dibuat untuk produk otomotif, alat kesehatan, konstruksi dan kebutuhan rumah tangga.

Kopi

Indonesia menjadi salah satu penghasil biji kopi terbesar di dunia. Investasi pada tanaman kopi menjadi salah satu jenis investasi di sektor perkebunan yang sangat murah. Karena bibit tanaman kopi dijual dengan harga tidak sampai Rp100.000. Namun, tanaman kopi biasanya hanya tumbuh di daerah yang sejuk.