in

Menteri Yaqut Sampaikan Laporan Visibilitas Hilal di Seluruh Indonesia

Ilustrasi Bulan (Foto: Pexels/Alessandro Simonetto)
Ilustrasi Bulan (Foto: Pexels/Alessandro Simonetto)

Kementerian Agama telah menggelar sidang isbat untuk menentukan 1 Ramadan 1444 H pada Rabu, 22 Maret 2023 dengan dimpimpin langsung oleh Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas.  Sidang isbat sendiri berlangsung dalam 3 fase, yakni pemaparan pantauan hilal, dilanjutkan dengan sidang tertutup, dan diakhiri dengan pengumuman jatuhnya 1 Ramadan 1444 H kepada publik.

Hadir pula Ketua Komisi VIII DPR RI, pimpinan ormas Islam, ahli ilmu falak, Perwakilan BMKG, hingga MUI.

Pemantauan posisi hilal dilakukan dari 124 titik di seluruh Indonesia. Laporan yang masuk dari wilayah Indonesia Timur dengan zona waktu yang lebih cepat akan menjadi rujukan awal penentuan awal puasa, disusul dengan wilayah-wilayah lain di Indonesia.

Dalam konferensi pers, Menteri Yaqut mengungkapkan bahwa putusan MABIMS yang beranggotakan Menteri-menteri Agama Brunai Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura bersepakat bahwa kriteria penetapan 1 Ramadan berdasarkan pada visibilitas hilal dengan ketingian 3° dan sudut elokasi 6,4°.

Hasil pantauan hilal yang terlihat di titik pantau di Indonesia sendiri telah memenuhi kriteria tersebut.

“Disampaikan bahwa ketinggian hilal di seluruh Indonesia pada posisi antara 6° 46,2′ sampai dengan 8°43,2; dengan sudut elokasi 7,93° sampai dengan 9,54°,” ujar Yaqut dalam konferensi pers.

Dengan demikian, 1 Ramadan 1444 H jatuh pada Kamis, 23 Maret 2023.

“Berdasarkan hisab posisi hilal di seluruh Indonesia sudah di atas ufuk dan telah memenuhi kriteria MABIMS serta laporan rukyatul hilal. Kita bersepakat secara mufakat bahwa 1 Ramadan 1444 H jatuh pada hari Kamis, tanggal 23 Maret 2023 Masehi.”