Mungkin semua orang sudah mengenal bunga edelweiss. Bunga ini merupakan khas daerah pegunungan yang memiliki mitos sebagai lambang keabadian.
Bunga ini dilindungi oleh pemerintah karena sudah terancam punah. Sadar bahwa bunga edelweiss rawan terhadap kepunahan, maka Taman Nasional Bromo Tengger Semeru pun menjadi salah satu pihak yang mulai melakukan budidaya bunga edelweiss.
Bagi Anda yang juga mau membudidayakan bunga edelweiss, bisa membeli bunganya di Taman Nasional Bromo lalu membudidayakannya dengan cara berikut:
Siapkan bakal biji
Untuk membudidayakan edelweiss, maka pertama siapkan bakal biji yang bagus. Dapatkan bakal biji yang bagus juga dari bunga-bunga edelweiss yang sudah tua. Ciri-ciri bunga edelweiss yang sudah tua adalah yang kelopaknya sudah berwarna coklat.
Pisahkan biji dari bunga
Memisahkan biji bunga edelweiss cukup mudah. Caranya guncang-guncangkan bunga dalam wadah tertutup misalnya toples, maka biji secara otomatis akan terpisah dari bunga.
Siapkan media semai
Semai biji bunga edelweiss di tanah halus yang mengandung sedikit pasir. Tanah berpasir ini diletakkan dalam media polybag untuk kemudian disiram dengan air hingga basah sampai di bagian bawah media.
Semai biji
Langkah selanjutnya adalah biji bunga edelweiss siap ditabur di permukaan media semai tersebut. Media yang sudah ditaburi biji edelweiss disimpan di tempat yang terlindung dari paparan sinar matahari langsung dan percikan air hujan.
Menyapih semai biji yang berkecambah
Biji bunga edelweiss biasanya mulai berkecambah pada hari ketiga setelah disemaikan. Jaga kelembapannya agar tetap stabil dengan menyemprotkan air.
Biasanya penyapihan dilakukan saat bibit sudah memiliki minimal lima lembar daun yang agak besar. Usia normal saat disapih pada umumnya tiga bulan dengan ketinggian batang kurang lebih 30 cm. Proses panyapihan harus hati-hati untuk menjaga akar tidak rusak.