Pasca melahirkan, ibu yang menyusui dituntut untuk memperhatikan produksi ASI untuk bayinya. Banyak faktor yang mempengaruhi produksi ASI terhambat, mulai dari stres, asupan yang kurang bergizi, hingga adanya penyumbatan.
Selain itu, faktor penghambat ASI yang paling besar dan sering dialami ibu menyusui adalah kehamilan. Banyak kasus di mana jarak antara anak pertama dengan anak kedua terlalu dekat.
Secara medis dan norma, tidak ada yang salah dengan jarak kehamilan yang dekat, hanya saja jarak kehamilan yang terlalu dekat menyebabkan risiko kesehatan bagi ibu dan bayi yang di dalam kandungan. Untuk itu, sangat penting memilih alat kontrasepsi yang tepat untuk mengatur jarak kehamilan.
Menurut dr. Firman Santoso, Sp.OG, alat kontrasepsi yang paling aman dan efektif adalah spiral intrauterine device (IUD). Menurutnya, banyak kasus gangguan yang dialami ibu menyusui saat menggunakan spiral adalah karena tidak rutinnya kontrol untuk melakukan pengecekan.
Adapun bentuk KB spiral menyerupai huruf T yang dimasukkan ke dalam rahim melalui vagina. Dengan begitu, sperma tak bisa masuk ke dalam rahim.
Biasanya, waktu kontrol untuk pengecekan spiral yang paling aman adalah 3 bulan hingga 6 bulan sekali sesuai anjuran dokter.
Jika ingin terlepas dari kontrol dan lain-lain, alat kontrasepsi yang paling aman kedua setelah spiral adalah kondom. Edukasi mengenai penggunaan kondom sangat perlu diperhatikan agar kesehatan pasangan suami istri tetap terjaga.